BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Komunikasi
Komunikasi adalah elemen dasar
dari interaksi manusia yang memungkinkan seseorang untuk menetapkan,
meningkatkan, dan mempertahankan kontak dengan orang lain. Komunikasi mengacu
tidak hanya pada isi tetapi juga pada perasaan dan emosi dimana seseorang
menyampaikan hubungan.
2.2 Tingkatan
Komunikasi
2.2.1 Komunikasi
Intrapersonal
Komunikasi intrapersonal
merupakan komunikasi yang terjadi di dalam diri individu, merupakan model
bicara seorang diri atau dialog internal yang terjadi secara konstan dan tanpa
disadari. Misalnya, ketika seorang perawat berjalan kearah kamar klien dan berpikir,
“Dia kelihatan tidak nyaman. Saya sebaiknya membalikkan dia.”
2.2.2 Komunikasi
Interpersonal
Komunikasi interpersonal adalah
interaksi atau komunikasi yang terjadi di antara dua orang individu atau dalam
kelompok kecil. Seringkali bersifat berhadapan dan merupakan tipe yang paling
sering digunakan dalam situasi keperawatan.
2.2.3 Komunikasi
Publik
Komunikasi publik adalah
interaksi dengan sekumpulan orang dalam jumlah yang besar. Memberikan kuliah
pada sebuah ruangan yang dipenuhi oleh mahasiswa adalah salah satu contoh dari
komunikasi publik.
2.3 Elemen
Proses Komunikasi
2.3.1 Referen
Referen adalah stimulus atau
rangsangan yang memotivasi seseorang untuk berkomunikasi dengan orang lain. Referen
dapat berupa objek, pengalaman, emosi, ide, atau tindakan.
2.3.2 Pengirim
Pengirim yang disebut juga encoder, adalah orang yang memprakarsai
pesan atau komunikasi interpersonal. Pengirim menempatkan referen pada suatu
bentuk yang dapat ditransmisikan dan melaksanakan tanggung jawab untuk
ketepatan isi pesan dan nada emosional pesan tersebut.
2.3.3 Pesan
Pesan adalah informasi yang
dikirimkan atau diekspresikan oleh pengirim. Pesan yang paling efektif harus
jelas dan terorganisasi serta diekspresikan dengan cara yang dikenal baik oleh
orang yang menerimanya. Informasi dengan jumlah yang cukup harus diberikan dan
penerima harus siap untuk mendengar pesan tersebut.
2.3.4 Saluran
Pesan dikirimkan melalui
saluran komunikasi. Saluran bermaksud untuk membawa pesan, seperti melalui
sarana visual, pendengaran, dan taktil. Ekspresi wajah pengirim secara visual
menyampaikan pesan. Kata-kata yang diucapkan tersampaikan melaluii saluran
pendengaran. Secara umum, semakin banyak saluran yang digunakan oleh seorang
perawat untuk mnengirim pesan, semakin baik pemahaman klien.
2.3.5 Penerima
Penerima yang disebut juga decoder, adalah orang yang menerima
pesan yang dikrimkan. Supaya pesan tersebut berjalan dengan efektif,penerima
harus mewaspadai pesan tersebut. Pesan dari pengirim kemufdian bertindak
sebagai salah s
atau penerima referen dan mengharuskan penerima secara tepat membaca
sandi dan merespons pesan pengirim.
2.3.6 Respons
Respons membantu utnuk
mengungkapkan apakah makna dari pesan tersebut tersampaikan. Tujuan dari komunikasi
bukan hanya untuk meyakinkan bahwa pesan tersebut telah diterima dengan akurat.
Respons penerima pada pengirim menunjukan pemahaman penerima mengenai pesan
tersebut.
2.4 Bentuk
Komunikasi
2.4.1 Komunikasi
verbal
Komunikasi verbal meliputi
kata-kata yang diucapkan maupun yang ditulis. Kata-kata adalah media ata simbol
yang digunakan untuk mengekspresikan ide atau perasaan, menimbulkan respons
emosional, atau menggambarkan objek, observasi, atau kesimpulan.
a.
Kejelasan
dan Keringkasan
Komunikasi efektif sebenarnya
sederhana, singkat dan jelas. Kejelasan dapat dicapai dengan bicara secara perlahan
dan dengan pengucapan yang jelas. Penggunaan contoh juga dapat membuat
penjelasan lebih mudah dipahami. Pengulangan bagian pesan yang penting juga akan
membuat komunikasi menjadi lebih jelas.
Keringkasan dapat dicapai
sempurna dengan menggunakan kata-kata yang mengekspresikan kesederhanaan pesan.
Misalnya “bagian mana yang terasa sakit?” lebih baik daripada “tolong
deskripsikan pada saya, bagian mana anda merasa tidak nyaman”.
b.
Kosakata
Dalam keperawatan dan
kedokteran, terdapat berbagai istilah dan ungkapan tertentu. Jika perawat
menggunakan istilah dan ungkapan ini , klien mungkin menjadi bingung dan tidak
dapat mengikuti instruksi atau mempelajari informasi penting.
c.
Makna
Denotatif dan Konotatif
Perawat harus hati-hati memilih
kata-kata yang tidak mudah menimbulkan kesalahpahaman, hal ini sangat penting
dalam komunikasi.
d.
Kecepatan
Berbicara dengan cepat,
penggunaan jeda yang janggal atau berbicara dengan tempo yang terlalu lambat
dan berhati-hati dapat membawa pesan yang tidak diinginkan. Jeda yang panjang
dan pergantian yang sangat cepat ke subjek yang lain akan memberikan kesan pada
klien bahwa ada kebenaran yang disembunyikan.
e.
Waktu
dan Relevansi
Perawat harus sensitif terhadap
waktu yang tepat untuk berdiskusi. Seringkali waktu yang tepat untuk interaksi
adalah ketika klien mengekspresikan minat dalam berkomunikasi.
f.
Humor
Humor dapat menjadi sarana yang
kuat untuk meningkatkan kesehatan. Perawat menggunakan humor untuk membantu
klien mengatasi stres yang disebabkan oleh penyakitnya. Wootsen (1993) mencatat
bahwa tawa membantu melepaskan tegangan yang berhubungan dengan stres dan rasa
sakit, meningkatkan keefektifan perawat dalam menyediakan dukungan emosi pada
klien.
2.4.2 Komunikasi
Non-verbal
Komunikasi non-verbal adalah
transmisi pesan tanpa menggunakan kata-kata, dan merupakan salah satu cara
yang terkuat bagi seseorang untuk
mengirimkan pesan kepada orang lain. Perawat harus mewaspadai pesan non-verbal
yang megikuti pesan verbalyang disampaikan pada klien.
a.
Metakomunikasi
Metakomunikasi adalah pesan
didalam pesan yang menyampaikan sikap pengirimnya terhadap dirinya sendiri dan
terhadap pesan itu sendiri, serta gerakan tubuh, perasaan dan hasrat terhadap
pendengar.
b.
Penampilan
Personal
Penampilan fisik perawat
memengaruhi persepsi klien pada perawatan yang diterima. Setiap klien memiliki
pertimbangan dini tentang tampilan seorang perawat. Pemberian perhatian pada
pemanpilan dapat membantu seseorang meningkatkan kesan diri yang positif dan
kesan professional.
c.
Intonasi
Intonasi suara pembicara dapat
memberikan efek langsung makna pesan yang diberikannya. Sebuah pesan dapat
menunjukkan perhatian, permusuhan atau pengabaian, bergantung pada intonasinya.
Intonasi pesan terpengaruh oleh emosi pembawa pesan.
d.
Ekspresi
Wajah
Ekspresi wajah seringkali
menjadi dasar untuk penilaian interpersonal yang sangat penting karena
perubahan ekspresi wajah membuat maknanya menjadi sulit untuk diduga. Kontak
mata adalah eksprsi wajah yang sangat penting. Mata yang besar diasosiasikan
dengan keterusterangan, ketakutan dan kenaifan. Pandangan yang menghadap
kebawah mereflesikan kerendahan hati atau pemalu. Menaikkan kelopak mata bagian
atas menunjukkan ketidaksukaan. Melotot seringkali diasosiasikan dengan
kemarahan dan kekakuan.
Seorang perawat tidak boleh
melihat kebawah ketika berkomunikasi dengan klien. Orang yang mempertahankan
kontak mata selama percakapan akan lebih dipercaya.
e.
Postur
dan Gaya Berjalan
Postur tubuh dan cara berjalan
seseorang adalah bentuk yang nyata dari ekspresi diri. Postur yang tegak dan
cara berjalan yang cepat dan penuh makna mengomunikasikan kesejahteraan dan
percaya diri. Mencondongkan badan kedepan atau kearah orang tersebut menunjukkan
perhatian pada lawan bicara. Bersandar kebelakang dalam posisi yang lebih
santai menunjukkan kurangnya minat dan perhatian.
f.
Gerakan
Tubuh
Gerakan tubuh digunakan untuk
menunjukkan suatu pesan yang sulit atau tidak nyaman jika digambarkan dengan kata-kata.
Gerakan tubuh adalah peningkat visual yang menekankan, membubuhkan dan
menjelaskan kata-kata yang diucapkan.
g.
Sentuhan
Sentuhan adalah bentuk personal dari
komunikasi non-verbal. Berbagai pesan seperti rasa cinta, dukungan emosi,
dorongan, kelembutan dan perhatian personal ditunjukkan dengan sentuhan.
Sentuhan adalah bagian penting dalam hubungan antara perawat dan klien, namun
harus digunakan dengan batasan karena penggunaannya terbatas oleh norma sosial
yang kuat.
2.5 Faktor
yang Mempengaruhi Komunikasi
2.5.1 Perkembangan
Anak dengan kegagalan
perkembangan seperti autiseme dan sindrom Down akan memiliki tingkat kapasitas
yang berbeda untuk mengembangkan kemampuan bicara dan bahasa. Tingkat
perkembangan berbicara bervariasi dan secara langsung berhubungan dengan
perkembangan neurologi dan intelektual (Whaley dan Wong, 1995).
2.5.2 Persepsi
Persepsi adalah pandangan
pribadi atas apa yang terjadi. Setiap orang merasakan, menginterpretrasikan,
dan memahami kejadian secara berbeda. Persepsi klien terhadap maksud perawat
akan memengaruhi keinginannya untuk berbicara. Perbedaan dalam persepsi antar
individu yang berinteraksi dapat menjadi kendala dalam komunikasi.
2.5.3 Nilai
Nilai adalah standar yang
memengaruhi tingkah laku. Nilai tersebut adalah apa yang dianggap penting dalam
hidup oleh seseorang dan pengaruh dari ekspresi pemikiran dan ide. Karena nilai
adalah panduan umum tingkah laku, sangat penting bagi seorang perawat untuk
mengembangkan kepekaan dalam nilai tersebut.
2.5.4 Emosi
Emosi adalah perasaan subjektif
seseorang mengenai peristiwa tertentu. Emosi memengaruhi kemampuan untuk
menerima pesan dengan sukses. Emosi juga dapat menyebabkan seseorang salah
menginterpretasikan sesuatu atau tidak mendengar pesan.
2.5.5 Latar
Belakang Sosiokultural
Budaya merupakan bentuk kondisi
yang menunjukan dirinya melalui tingkah laku, bahasa, pembawaan, nilai, dan
gerakkan tubuh merefleksikan asal budaya. Budaya memengaruhi cara klien dan
perawat melakukan hubungan satu sama lain dalam berbagai situasi. Perbedaan
bahasa antara perawat dan klien dapat menjadi kendala dalam berhubungan dan
berkomunikasi.
2.5.6 Gender
Perbedaan jenis kelamin
memengaruhi proses komunikasi. Pria dan wanita memiliki gaya komunikasi yang
berbeda dan satu sama lain saling memengaruhi proses komunikasi secara unik.
Tannen (1990) menyatakan bahwa friksi antar kedua jenis kelamin bangkit karena
pria dan wanita tumbuh dalam budaya yang secara esensial berbeda, maka
akibatnya percakapan diantara mereka mengalami lintaskultural.
2.5.7 Pengetahuan
Komunikasi dapat menjadi sulit
ketika orang yang berkomunikasi memiliki tingkat pengetahuan yang berbeda.
Pesan akan menjadi tidak jelas jika kata-kata yang digunakan tidak dikenal oleh
pendengar.
2.5.8 Peran
dan Hubungan
Individu berkomunikasi dalam
tatanan yang tepat menurut hubungan dan peran mereka. Individu menggunakan cara
bicara yang berbeda ketika mereka berbicara dengan keluarga, teman, ataupun
rekan kerja.
2.5.9 Lingkungan
Orang cenderung dapat
berkomunikasi dengan lebih baik dalam lingkungan yang nyaman. Kebisingan dan
kurangnya kebebasan seseorang dapat mengakibatkan kebingungan, ketegangan dan
ketidaknyamanan
2.5.10 Ruang
dan Teritorial
Teritorial menetapkan makna
dari hak seseorang pada suatu area dan sekitarnya. Teritorial sangat penting
karena membuat orang merasa memiliki identitas, keamanan dan kontrol. Hall
(1969) mengemukakan istilah proksemik yang artinya penggunaan ruang dalam
hubungan interpersonal atau jarak antar komunikator.
2.6 Komunikasi
Terapeutik
Komunikasi terapeutik adalah
proses dimana perawat yang menggunakan pendekatan terencana mempelajari klien.
Komunikasi ini mengembangkan hubungan interpersonal antara klien dan perawat.
Proses komunikasi terapeutik sering kali meliputi kemampuan dan komitmen yang
tulus pada pihak perawat untuk membantu klien mencapai keberhasilan keperawatan
bersama.
2.6.1 Interaksi
Sosial
2.6.2 Perawatan
dan Metode Komunikasi Efektif
1.
Menyimak
dengan Penuh Perhatian
2.
Menunjukkan
Penerimaan
3.
Mengajukan
Pertanyaan yang Berhubungan
4.
Parafrase
5.
Menjelaskan
6.
Fokus
7.
Menetapkan
Observasi
8.
Memberikan
Informasi
9.
Mempertahankan
Ketenangan
10. Menggunakan Keasertifan
11. Penyimpulan
2.6.3 Kendala
Komunikasi Efektif
12.
Pemberian
Pendapat
13.
Memberikan
Penentraman Semu
14.
Bersikap
Defensif
15.
Menunjukkan
Persetujuan atau Ketidaksetujuan
16.
Stereotip
17.
Bertanya
Mengapa
18.
Mengubah
Subjek Pembicaraan secara tidak Tepat
2.7 Membantu
Hubungan
2.7.1 Dimensi
Hubungan Membantu
1.
Rasa
Percaya
2.
Empati
dan Simpati
3.
Perhatian
4.
Autonomi
dan Mutualitas
2.7.2 Fase
Hubungan Membantu
1.
Fase
Prainteraksi
2.
Orientasi
3.
Fase
Bekerja
4.
Terminasi
2.8 Berkomunikasi
dengan Klien yang Memiliki Kebutuhan Khusus
2.8.1 Berkomunikasi
dengan Anak Kecil
2.8.2 Berkomunikasi
dengan Lansia
2.8.3 Berkomunikasi
dengan Klien yang Tidak Sadar
0 komentar:
Posting Komentar