Proses Oksigenasi
Oksigenasi adalah
proses penambahan oksigen O2 ke dalam sistem (kimia atau fisika). Oksigenasi
merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat dibutuhkan dalam
proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah karbon dioksida, energi,
dan air. Akan tetapi penambahan CO2 yang melebihi batas normal pada tubuh
akan memberikan dampak yang cukup bermakna terhadap akrivitas sel. (wahit iqbal
Mubarak, 2007)
Udara masuk secara berurutan, yaitu :
Rongga hidung -
faring – laring –trakea – bronkus – bronkiolus- alveolus.
Proses pemenuhan oksigenisasi dalam tubuh terdiri atas tiga tahapan, yaitu :
a. Ventilasi
Merupakan proses
keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam alveoli atau dari alveoli ke
atmosfer. Proses ventilasi di pengaruhi oleh beberapa hal, yaitu adanya
perbedaan tekanan antara atmosfer dengan paru, semakin tinggi tempat maka
tekanan udara semakin rendah, demikian sebaliknya, semakin rendah tempat
tekanan udara semakin tinggi.
Pengaruh proses
ventilasi selanjutnya adalah complienci dan recoil. Complience merupakan
kemampuan paru untuk mengembang. sedangkan recoil adalah kemampuan CO2 atau
kontraksi menyempitnya paru. Pusat pernapasan, yaitu medulla oblongata dan
pons, dapat dipengaruhi oleh ventilasi. Pada inspirasi, dada ,mengembang,
diafragma turun dan volume paru bertambah. Sedangkan ekspirasi merupakan
gerakan pasif. Proses ventilasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor :
1. Adanya konsentrasi oksigen di atmosfer
2. Adanya kondisi jalan napas yang baik
3. Adanya kemampuan toraks dan alveoli pada paru-paru
dalam melaksanakan ekspansi atau kembang kempis.
b. Difusi Gas (o2 dan Co2)
Difusi gas merupakan
pertukaran antara oksigen dialveoli dengan kapiler paru dan co2 di kapiler
dengan alveoli. Proses keluar masuknya udara yaitu dari darah yang
bertekanan/konsentrasi lebih besar ke darah dengan tekanan/konsentrasi yang
lebih rendah. Karena dinding alveoli sangat tipis dan dikelilingi oleh jaringan
pembuluh darah kapiler yang sangat rapat, membran ini kadang disebut membran
respirasi.
Perbedaan tekanan pada gas-gas yang terdapat pada masing-masing sisi membran respirasi sangat mempengaruhi proses difusi. Secara normal gradien tekanan oksigen antara alveoli dan darah yang memasuki kapiler pulmonal sekitar 40 mmHg. Proses pertukaran ini dipengaruhi oleh beberapa paktor, yaitu
Perbedaan tekanan pada gas-gas yang terdapat pada masing-masing sisi membran respirasi sangat mempengaruhi proses difusi. Secara normal gradien tekanan oksigen antara alveoli dan darah yang memasuki kapiler pulmonal sekitar 40 mmHg. Proses pertukaran ini dipengaruhi oleh beberapa paktor, yaitu
1. Luasnya permukaan
paru-paru.
2. Tebal membran
respirasi atau permeabilitas yang terdiri atas epitel alveoli dan interstisial
(keduanya dapat mempengaruhi proses difusi apabila terjadi proses penebalan).
3. Perbedaan tekanan
dan konsentrasi O2 (hal ini sebagai mana O2 dari alveoli masuk kedalam darah
oleh karena tekanan O2 dalam rongga alveoli lebih tinggi dari tekanan O2 dalam
darah vena pulmonalis, masuk dalam darah secara difusi).
4. Afinitas gas.
5. Jumlah darah
6. Jumlah kapiler darah
7. Waktu adanya udara
di alveoli
c. Transportasi Gas
Transfortasi gas
merupakan proses pendistribusian O2 kapiler ke jaringan tubuh dan Co2 jaringan
tubuh ke kapiler. pengangkutan oksigen melalui darah ke sel-sel jaringan tubuh
dan sebaliknya karbondioksida dari jaringan tubuh ke kapiler. Oksigen perlu
ditransportasikan dari paru-paru ke jaringan dan karbondioksida harus
ditransportasikan dari jaringan kembali ke paru-paru. Secara normal 97 %
oksigen akan berikatan dengan hemoglobin di dalam sel darah merah dan dibawa ke
jaringan sebagai oksihemoglobin. Sisanya 3 % ditransportasikan ke dalam cairan
plasma dan sel-sel. Pada proses transportasi, O2 akan berikatan dengan Hb
membentuk oksihemoglobin (97%) dan larut dalam plasma (3%). Sedangkan CO2 akan
berikatan dengan Hb membentuk karbominohemoglobin (30%), larut dalam plasma
(5%), dan sebagian menjadi HCO3 berada dalam darah (65%). Transfortasi gas
dapat dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu
1. curah jantung
(cardiac output), Cardiac Output adalah volume darah yang dipompa oleh tiap
ventrikel per menit.
2. kondisi pembuluh
darah,
3. latihan (exercise),
4. perbandingan sel
darah dengan darah secara keseluruhan (hematokrit), serta
5. jumlah eritrosit dan
kadar Hb.
Sistem
kardiovaskular, juga dikenal sebagai sistem peredaran darah, adalah sistem dari
tubuh yang terdiri dari jantung, darah, dan pembuluh darah. Sistem
kardiovaskular bertanggung jawab untuk mengangkut darah.
Hanya dalam beberapa
hari setelah konsepsi sampai kematian, jantung terus-menerus berdetak. Jantung
berkembang sedemikian dini, dan sangat penting seumur hidup. Hal ini karena
sistem sirkulasi adalah sistem transportasi tubuh. Fungsi ini akan berfungsi
sebagai sistem vital untuk mengangkut bahan-bahan yang mutlak dibutuhkan oleh
sel-sel tubuh. Sistem sirkulasi teridiri dari tiga komponen dasar:
a)
Jantung, yang berfungsi sebagai pemompa yang melakukan tekanan terhadap darah
agar dapat mengalir ke jaringan.
b)
Pembuluh darah, berfungsi sebagai saluran yang digunakan agar darah dapat
didistribusikan ke seluruh tubuh.
c)
Darah, berfungsi sebagai media transportasi segala material yang akan
didistribusikan ke seluruh tubuh.
- a. Jantung
1)
Letak Jantung
Jantung
adalah organ berotot dengan ukuran sekepalan. Jantung terletak di rongga toraks
(dada) sekitar garis tengah antara sternum atau tulang dada di sebelah anterior
dan vertebra (tulang punggung) di sebelah posterior (Sherwood, Lauralee, 2001:
258). Bagian depan dibatasi oleh sternum dan costae 3,4, dan 5. Hampir dua
pertiga bagian jantung terletak di sebelah kiri garis median sternum. Jantung
terletak di atas diafragma, miring ke depan kiri dan apex cordis berada paling
depan dalam rongga thorax. Apex cordis dapat diraba pada ruang intercostal 4-5 dekat
garis medio-clavicular kiri. Batas cranial jantung dibentuk oleh aorta
ascendens, arteri pulmonalis, dan vena cava superior (Aurum, 2007).
Pada
dewasa, rata-rata panjangnya kira-kira 12 cm, dan lebar 9 cm, dengan berat 300
sakpai 400 gram (Setiadi, 2007: 164).
2) Ruang
Jantung
Jantung
dibagi menjadi separuh kanan dan kiri, dan memiliki empat bilik (ruang), bilik
bagian atas dan bawah di kedua belahannya. Bilik-bilik atas, atria (atrium,
tunggal) menerima darah yang kembali ke jantung dan memindahkannya ke
bilik-bilik bawah, ventrikel, yang memompa darah dari jantung. Kedua belahan
jantung dipisahkan oleh septum, suatu partisi otot kontinu yang mencegah
pencampuran darah dari kedua sisi jantung. Pemisahan ini sangat penting, karena
separuh kanan jantung menerima dan memompa darah beroksigen rendah sementara
sisi kiri jantung menerima dan memompa darah beroksigen tinggi (Sherwood,
Lauralee, 2001: 259-260).
a)
Atrium Dextra
Dinding
atrium dextra tipis, rata-rata 2 mm. Terletak agak ke depan dibandingkan
ventrikel dextra dan atrium sinistra. Pada bagian antero-superior terdapat
lekukan ruang atau kantung berbentuk daun telinga yang disebut Auricle.
Permukaan endokardiumnya tidak sama. Posterior dan septal licin dan rata.
Lateral dan auricle kasar dan tersusun dari serabut-serabut otot yang berjalan
parallel yang disebut Otot Pectinatus. Atrium Dextra merupakan muara dari vena
cava. Vena cava superior bermuara pada didnding supero-posterior. Vena cava
inferior bermuara pada dinding infero-latero-posterior pada muara vena cava
inferior ini terdapat lipatan katup rudimenter yang disebut Katup Eustachii.
Pada dinding medial atrium dextra bagian postero-inferior terdapat Septum
Inter-Atrialis
Pada
pertengahan septum inter-atrialis terdapat lekukan dangkal berbentuk lonjong
yang disebut Fossa Ovalis, yang mempunyai lipatan tetap di bagian anterior dan
disebut Limbus Fossa Ovalis. Di antara muara vena cava inferior dan katup
tricuspidalis terdapat Sinus Coronarius, yang menampung darah vena dari dinding
jantung dan bermuara pada atrium dextra. Pada muara sinus coronaries terdapat
lipatan jaringan ikat rudimenter yang disebut Katup Thebesii. Pada dinding
atrium dextra terdapat nodus sumber listrik jantung, yaitu Nodus Sino-Atrial
terletak di pinggir lateral pertemuan muara vena cava superior dengan auricle,
tepat di bawah Sulcus Terminalis. Nodus Atri-Ventricular terletak pada
antero-medial muara sinus coronaries, di bawah katup tricuspidalis. Fungsi
atrium dextra adalah tempat penyimpanan dan penyalur darah dari vena-vena
sirkulasi sistemik ke dalam ventrikel dextra dan kemudian ke paru-paru.
Karena
pemisah vena cava dengan dinding atrium hanyalah lipatan katup atau pita otot
rudimenter maka, apabila terjadi peningkatan tekanan atrium dextra akibat
bendungan darah di bagian kanan jantung, akan dikembalikan ke dalam vena
sirkulasi sistemik. Sekitar 80% alir balik vena ke dalam atrium dextra akan
mengalir secara pasif ke dalam ventrikel dxtra melalui katup tricuspidalisalis.
20% sisanya akan mengisi ventrikel dengan kontraksi atrium. Pengisian secara
aktif ini disebut Atrial Kick. Hilangnya atrial kick pada Disaritmia dapat
mengurangi curah ventrikel.
b)
Atrium Sinistra
Terletak
postero-superior dari ruang jantung lain, sehingga pada foto sinar tembus dada
tidak tampak. Tebal dinding atrium sinistra 3 mm, sedikit lebih tebal dari pada
dinding atrium dextra. Endocardiumnya licin dan otot pectinatus hanya ada pada
auricle. Atrium kiri menerima darah yang sduah dioksigenasi dari 4 vena
pumonalis yang bermuara pada dinding postero-superior atau postero-lateral,
masing-masing sepasang vena dextra et sinistra. Antara vena pulmonalis dan
atrium sinistra tidak terdapat katup sejati. Oleh karena itu, perubahan tekanan
dalam atrium sinistra membalik retrograde ke dalam pembuluh darah paru.
Peningkatan tekanan atrium sinistra yang akut akan menyebabkan bendungan pada
paru. Darah mengalir dari atrium sinistra ke ventrikel sinistra melalui katup
mitralis.
c)
Ventrikel Dextra
Terletak
di ruang paling depan di dalam rongga thorax, tepat di bawah manubrium sterni.
Sebagian besar ventrikel kanan berada di kanan depan ventrikel sinistra dan di
medial atrium sinistra. Ventrikel dextra berbentuk bulan sabit atau setengah
bulatan, tebal dindingnya 4-5 mm. Bentuk ventrikel kanan seperti ini guna
menghasilkan kontraksi bertekanan rendah yang cukup untuk mengalirkan darah ke
dalam arteria pulmonalis. Sirkulasi pulmonar merupakan sistem aliran darah
bertekanan rendah, dengan resistensi yang jauh lebih kecil terhadap aliran
darah dari ventrikel dextra, dibandingkan tekanan tinggi sirkulasi sistemik
terhadap aliran darah dari ventrikel kiri. Karena itu beban kerja dari
ventrikel kanan jauh lebih ringan daripada ventrikel kiri. Oleh karena itu,
tebal dinding ventrikel dextra hanya sepertiga dari tebal dinding ventrikel
sinistra. Selain itu, bentuk bulan sabit atau setengah bulatan ini juga
merupakan akibat dari tekanan ventrikel sinistra yang lebih besar daripada
tekanan di ventrikel dextra. Disamping itu, secara fungsional, septum lebih berperan
pada ventrikel sinistra, sehingga sinkronisasi gerakan lebih mengikuti gerakan
ventrikel sinistra.
Dinding
anterior dan inferior ventrikel dextra disusun oleh serabut otot yang disebut
Trabeculae Carnae, yang sering membentuk persilangan satu sama lain. Trabeculae
carnae di bagian apical ventrikel dextra berukuran besar yang disebut
Trabeculae Septomarginal (Moderator Band). Secara fungsional, ventrikel dextra
dapat dibagi dalam alur masuk dan alur keluar. Ruang alur masuk ventrikel
dextra (Right Ventricular Inflow Tract) dibatasi oleh katup tricupidalis,
trabekel anterior, dan dinding inferior ventrikel dextra. Alur keluar ventrikel
dextra (Right Ventricular Outflow Tract) berbentuk tabung atau corong,
berdinding licin, terletak di bagian superior ventrikel dextra yang disebut
Infundibulum atau Conus Arteriosus. Alur masuk dan keluar ventrikel dextra
dipisahkan oleh Krista Supraventrikularis yang terletak tepat di atas daun
anterior katup tricuspidalis.
Untuk
menghadapi tekanan pulmonary yang meningkat secara perlahan-lahan, seperti pada
kasus hipertensi pulmonar progresif, maka sel otot ventrikel dextra mengalami
hipertrofi untuk memperbesar daya pompa agar dapat mengatasi peningkatan
resistensi pulmonary, dan dapat mengosongkan ventrikel. Tetapi pada kasus
dimana resistensi pulmonar meningkat secara akut (seperti pada emboli pulmonary
massif) maka kemampuan ventrikel dextra untuk memompa darah tidak cukup kuat,
sehingga seringkali diakhiri dengan kematian.
d)
Ventrikel Sinistra
Berbentuk
lonjong seperti telur, dimana pada bagian ujungnya mengarah ke antero-inferior
kiri menjadi Apex Cordis. Bagian dasar ventrikel tersebut adalah Annulus
Mitralis. Tebal dinding ventrikel sinistra 2-3x lipat tebal dinding ventrikel
dextra, sehingga menempati 75% masa otot jantung seluruhnya. Tebal ventrikel
sinistra saat diastole adalah 8-12 mm. Ventrikel sinistra harus menghasilkan
tekanan yang cukup tinggi untuk mengatasi tahanan sirkulasi sitemik, dan
mempertahankan aliran darah ke jaringan-jaringan perifer. Sehingga keberadaan
otot-otot yang tebal dan bentuknya yang menyerupai lingkaran, mempermudah
pembentukan tekanan tinggi selama ventrikel berkontraksi. Batas dinding
medialnya berupa septum interventrikulare yang memisahkan ventrikel sinistra
dengan ventrikel dextra. Rentangan septum ini berbentuk segitiga, dimana dasar
segitiga tersebut adalah pada daerah katup aorta.
Septum
interventrikulare terdiri dari 2 bagian yaitu: bagian Muskulare (menempati
hampir seluruh bagian septum) dan bagian Membraneus. Pada dua pertiga dinding
septum terdapat serabut otot Trabeculae Carnae dan sepertiga bagian
endocardiumnya licin. Septum interventrikularis ini membantu memperkuat tekanan
yang ditimbulkan oleh seluruh ventrikel pada saat kontraksi. Pada saat
kontraksi, tekanan di ventrikel sinistra meningkat sekitar 5x lebih tinggi
daripada tekanan di ventrikel dextra; bila ada hubungan abnormal antara kedua
ventrikel (seperti pada kasus robeknya septum pasca infark miokardium), maka
darah akan mengalir dari kiri ke kanan melalui robekan tersebut. Akibatnya
jumlah aliran darah dari ventrikel kiri melalui katup aorta ke dalam aorta akan
berkurang.
3)
Katub-katub Jantung
Katup
jantung berfungsi mempertahankan aliran darah searah melalui bilik-bilik
jantung (Aurum, 2007). Setiap katub berespon terhadap perubahan tekanan
(Setiadi 2007: 169). Katub-katub terletak sedemikian rupa, sehingga mereka
membuka dan menutup secara pasif karena perbedaan tekanan, serupa dengan pintu
satu arah Sherwood, Lauralee, 2001: 261). Katub jantung dibagi dalam dua jenis,
yaitu katub atrioventrikuler, dan katub semilunar.
a)
Katub Atrioventrikuler
Letaknya
antara atrium dan ventrikel, maka disebut katub atrioventrikular. Katub yang
terletak di antara atrium kanan dan ventrikel kanan mempunyai tiga buah katub
disebut katub trukuspid (Setiadi, 2007: 169). Terdiri dari tiga otot yang tidak
sama, yaitu: 1) Anterior, yang merupakan paling tebal, dan melekat dari daerah
Infundibuler ke arah kaudal menuju infero-lateral dinding ventrikel dextra. 2)
Septal, Melekat pada kedua bagian septum muskuler maupun membraneus. Sering
menutupi VSD kecil tipe alur keluar. 3) Posterior, yang merupalan paling kecil,
Melekat pada cincin tricuspidalis pada sisi postero-inferior (Aurum, 2007).
Sedangkan
katub yang letaknya di antara atrium kiri dan ventrikel kiri mempunyai dua daun
katub disebut katub mitral (Setiadi, 2007: 169). Terdiri dari dua bagian, yaitu
daun katup mitral anterior dan posterior. Daun katup anterior lebih lebar dan
mudah bergerak, melekat seperti tirai dari basal bentrikel sinistra dan meluas
secara diagonal sehingga membagi ruang aliran menjadi alur masuk dan alur
keluar (Aurum, 2007).
b)
Katub Semilunar
Disebut
semilunar (“bulan separuh”) karena terdiri dari tiga daun katub, yang
masing-masing mirip dengan kantung mirip bulan separuh (Sherwood, Lauralee,
2007: 262). Katub semilunar memisahkan ventrikel dengan arteri yang
berhubungan. Katub pulmonal terletek pada arteri pulmonalis, memisahkan
pembuluh ini dari ventrikel kanan. Katub aorta terletak antara ventrikel kiri
dan aorta. Adanya katub semilunar ini memungkinkan darah mengalir dari
masing-masing ventrikel ke arteri pulmonalis atau aorta selama systole
ventrikel, dan mencegah aliran balik waktu diastole ventrikel (Setiadi, 2007:
170).
4) Lapisan
Jantung
Dinding
jantung terutama terdiri dari serat-serat otot jantung yang tersusun secara
spiral dan saling berhubungan melalui diskus interkalatus (Sherwood,
Lauralee, 2001: 262). Dinding jantung terdiri dari tiga lapisan berbeda, yaitu:
a)
Perikardium (Epikardium)
Epi
berarti “di atas”, cardia berarti “jantung”, yang mana bagian ini adalah suatu
membran tipis di bagian luar yang membungkis jantung. Terdiri dari dua lapisan,
yaitu (Setiadi, 2007):
Perikarduim
fibrosum (viseral), merupakan bagian kantong yang membatasi pergerakan jantung
terikat di bawah sentrum tendinium diafragma, bersatu dengan pembuluh darah
besar merekat pada sternum melalui ligamentum sternoperikardial.
Perikarduim
serosum (parietal), dibagi menjadi dua bagian, yaitu Perikardium parietalis
membatasi perikarduim fibrosum sering disebut epikardium, dan Perikarduim
fiseral yang mengandung sedikit cairan yang berfungsi sebagai pelumas untuk
mempermudah pergerakan jantung.
b)
Miokardium
Myo
berarti “otot”, merupakan lapisan tengah yang terdiri dari otot jantung,
membentuk sebagian besar dinding jantung. Serat-serat otot ini tersusun secara
spiral dan melingkari jantung (Sherwood, Lauralee, 2001: 262). Lapisan otot ini
yang akan menerima darah dari arteri koroner (Setiadi, 2007: 172).
c)
Endokardium
Endo
berarti “di dalam”, adalah lapisan tipis endothelium, suatu jaringan epitel
unik yang melapisi bagian dalam seluruh sistem sirkulasi (Sherwood, Lauralee,
2007: 262).
5)
Persarafan Jantung
Jantung
dipersarafi oleh sistem saraf otonom. Kecepatan denyut jantung terutama
ditentukan oleh pengaruh otonom pada nodus SA. Jantung dipersarafi oleh kedua
divisi sistem saraf otonom, yang dapat memodifikasi kecepatan (serta kekuatan)
kontraksi, walaupun untuk memulai kontraksi tidak memerlukan stimulasi saraf.
Saraf parasimpatis ke jantung, yaitu saraf vagus, terutama mempersarafi atrium,
terutama nodus SA dan AV. Saraf-saraf simpatis jantung juga mempersarafi
atrium, termasuk nodus SA dan AV, serta banyak mempersarafi ventrikel (Sherwood,
Lauralee, 2001: 280).
- b. Vaskularisasi Jantung( pembuluh darah)
Pembuluh
darah adalah prasarana jalan bagi aliran darah. Secara garis besar peredaran
darah dibedakan menjadi dua, yaitu peredaran darah besar yaitu dari jantung ke
seluruh tubuh, kembali ke jantung (surkulasi sistemik), dan peredaran darah
kecil, yaitu dari jantung ke paru-paru, kembali ke jantung (sirkulasi
pulmonal).
1)
Arteri
Suplai
darah ke miokardium berasal dari dua arteri koroner besar yang berasal dari
aorta tepat di bawah katub aorta. Arteri koroner kiri memperdarahi sebagian
besar ventrikel kiri, dan arteri koroner kanan memperdarahi sebagian besar
ventrikel kanan (Setiadi, 2007: 179).
a)
Arteri Koroner Kanan
Berjalan
ke sisi kanan jantung, pada sulkus atrioventrikuler kanan. Pada dasarnya
arteri koronarian kanan memberi makan pada atrium kanan, ventrikel kanan, dan
dinding sebelah dalam dari ventrikel kiri. Bercabang menjadi Arteri Atrium
Anterior Dextra (RAAB = Right Atrial Anterior Branch) dan Arteri Coronaria
Descendens Posterior (PDCA = Posterior Descending Coronary Artery). RAAB
memberikan aliran darah untuk Nodus Sino-Atrial. PDCA memberikan aliran darah
untuk Nodus Atrio-Ventrikular (Aurum, 2007).
b)
Arteri Koroner Kiri
Berjalan
di belakang arteria pulmonalis sebagai arteri coronaria sinistra utama (LMCA =
Left Main Coronary Artery) sepanjang 1-2 cm. Bercabang menjadi Arteri
Circumflexa (LCx = Left Circumflex Artery) dan Arteri Descendens Anterior
Sinistra (LAD = Left Anterior Descendens Artery). LCx berjalan pada Sulcus
Atrio-Ventrcular mengelilingi permukaan posterior jantung. LAD berjalan pada
Sulcus Interventricular sampai ke Apex. Kedua pembuluh darah ini
bercabang-cabang dan memberikan lairan darah diantara kedua sulcus tersebut
(Aurum, 2007).
2)
Vena
Distrubusi
vena koroner sesungguhnya parallel dengan distribusi arteri koroner. Sistem
vena jantung mempunyai tiga bagian, yaitu (Setiadi, 2007: 181):
Vena
tabesian, merupakan sistem terkecil yang menyalurkan sebagian darah dari
miokardium atrium kanan dan ventrikel kanan.
Vena
kardiaka anterior, mempunyai fungsi yang cukup berarti, mengosongkan sebagian
besar isi vena ventrikel langsung ke atrium kanan.
Sinus
koronarius dan cabangnya, merupakan sistem vena yang paling besar dan paling
penting, berfungsi menyalurkan pengembalian darah vena miokard ke dalam atrium
kanan melalui ostinum sinus koronaruis yang bermuara di samping vena kava
inferior.
- c. Darah
1)
Pengertian Darah
Darah
manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah mengangkutoksigen
yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai
jaringantubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan
mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan
tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin juga diedarkan
melalui darah.. Darahmanusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya
oksigen sampai merah tuaapabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah
disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) yang
mengandung besi dalam bentuk heme, yangmerupakan tempat terikatnya
molekul-molekul oksigen.
Manusia
memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir dalam
pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh
jantungmenuju paru-paru untuk melepaskan sisa metabolisme berupa karbon
dioksida danmenyerap oksigen melalui pembuluh arteri pulmonalis, lalu dibawa
kembali ke jantungmelalui vena pulmonalis. Setelah itu darah dikirimkan ke seluruh
tubuh oleh saluran pembuluh darah aorta. Darah mengedarkan oksigen ke seluruh
tubuh melalui saluranhalus darah yang disebut pembuluh kapiler. Darah kemudian
kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena cava superior dan vena cava
inferior. Darah juga mengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan
bahan kimia asing ke hati untuk diuraikanke ginjal untuk dibuang sebagai air
seni.
2)
Pembagian darah
- Plasma darah 55 %
Unsur
ini merupakan komponen terbesar dalam darah, karena lebih dari separuh darah
mengandung plasma darah. Hampir 90% bagian dari plasma darah adalah air. Plasma
darah berfungsi untuk mengangkut sarimakanan ke sel-sel serta membawa sisa
pembakaran dari sel ke tempat pembuangan. Fungsi lainnya adalah menghasilkan
zat kekebalan tubuhterhadap penyakit atau zat antibodi.
- Sel-sel darah 45 %; terdiri dari:
a)
Sel darah merah (eritrosit)
Sel
darah merah (eritrosit) bentuknya seperti cakram/ bikonkaf dan tidak mempunyai
inti. Ukuran diameter kira-kira 7,7 unit (0,007 mm), tidak dapat bergerak.
Banyaknya kira–kira 5 juta dalam 1 mm3 (41/2 juta).warnanya kuning kemerahan,
karena didalamnya mengandung suatu zat yangdisebut hemoglobin, warna ini akan
bertambah merah jika di dalamnya banyak mengandung
oksigen. Fungsi sel
darah merah adalah mengikat oksigen dari paru–paru untuk diedarkan ke seluruh
jaringan tubuhdan mengikat karbon dioksida dari jaringan tubuh untuk
dikeluarkan melalui paru–paru. Pengikatan oksigen dan karbon dioksida ini
dikerjakan oleh hemoglobin yang telah bersenyawadengan oksigen yang disebut
oksihemoglobin (hb + oksigen 4 hb-oksigen) jadi oksigen diangkut dari seluruh
tubuh sebagai oksihemoglobin yangnantinya setelah tiba di jaringan akan
dilepaskan: hb-oksigen hb + oksigen, dan seterusnya. Hb tadi akan bersenyawa
dengan karbon dioksida dan disebut karbon dioksida hemoglobin (hb + karbon
dioksida hb-karbon dioksida) yangmana karbon dioksida tersebut akan dikeluarkan
di paru-paru.
Sel
darah merah (eritrosit) diproduksi di dalam sumsum tulang merah,limpa dan hati.
Proses pembentukannya dalam sumsum tulang melalui beberapa tahap. Mula-mula
besar dan berisi nukleusdan tidak berisi hemoglobin kemudian dimuati
hemoglobin dan akhirnya kehilangannukleusnya dan siap diedarkan dalam sirkulasi
darah yang kemudian akan beredar di dalam tubuh selama kebih kurang 114 – 115
hari, setelah itu akanmati. Hemoglobin yang keluar dari eritrosit yang mati
akan terurai menjadidua zat yaitu hematin yang mengandung fe yang berguna untuk
membuateritrosit barudan hemoglobin yaitu suatu zat yang terdapat didalam
eritrisityang berguna untuk mengikat oksigen dan karbon dioksida.
Jumlah
normal pada orang dewasa kira- kira 11,5 – 15 gram dalam 100cc darah. Normal hb
wanita 11,5 mg%dan laki-laki 13,0 mg%. Sel darahmerah memerlukan protein karena
strukturnya terdiri dari asam aminodan memerlukan pula zat besi, sehingga
diperlukan diit seimbang zat besi.
Di
dalam tubuh banyaknya sel darah merah ini bisa berkurang,demikian juga
banyaknya hemoglobin dalam sel darah merah. Apabila kedua-duanya berkurang maka
keadaan ini disebut anemia, yang biasanyadisebabkan oleh perdarahaan yang
hebat, penyakit yang melisis eritrosit,dan tempat pembuatan eritrosit
terganggu.
b)
Sel darah putih (leukosit)
Bentuk
dansifat leukosit berlainan dengan sifat eritrosit apabila kitalihat di bawah
mikroskop maka akan terlihat bentuknya yang dapat berubah-ubahdandapat bergerak
dengan perantaraan kaki palsu (pseudopodia),mempunyai bermacam- macam inti sel
sehingga ia dapat dibedakan menurutinti selnya, warnanya bening (tidak
berwarna), banyaknya dalam 1 mm3 darahkira-kira 6000-9000.
Fungsinya
sebagai pertahanan tubuh yaitu membunuhdanmemakan bibit penyakit / bakteri yang
masuk ke dalam jaringan res (sistemretikuloendotel), tempat pembiakannya di
dalam limpadankelenjar limfe;sebagai pengangkut yaitu mengangkut / membawa zat
lemak dari dinding ususmelalui limpa terus ke pembuluh darah.
Sel
leukosit disamping berada di dalam pembuluh darah juga terdapatdi seluruh
jaringan tubuh manusia. Pada kebanyakan penyakit disebabkan oleh masuknya kuman
/ infeksi maka jumlah leukosit yang ada di dalam darah akanlebih banyak dari
biasanya. Hal ini disebabkan sel leukosit yang biasanyatinggal di dalam
kelenjar limfe, sekarang beredar dalam darah untuk mempertahankan tubuh dari
serangan penyakit tersebut. Jika jumlah leukositdalam darah melebihi 10000/mm3
disebut leukositosisdankurang dari 6000disebut leukopenia.
c)
keping-keping darah (trombosit)
Trombosit
merupakan benda-benda kecil yang mati yang bentuk dan ukurannya bermacam-macam,
ada yang bulat dan lonjong, warnanya putih,normal pada orang dewasa
200.000-300.000/mm3.
Fungsinya
memegang peranan penting dalam pembekuan darah. Jika banyaknya kurang dari
normal, maka kalau ada luka darah tidak lekasmembeku sehingga timbul perdarahan
yang terus- menerus. Trombosit lebihdari 300.000 disebut trombositosis.
Trombosit yang kurang dari 200.000disebut trombositopenia.
Di
dalam plasma darah terdapat suatu zat yang turut membantuterjadinya peristiwa
pembekuan darah, yaitu ca2+ danf ibrinogen. Fibrinogenmulai bekerja apabila
tubuh mendapat luka. Ketika kita luka maka darah akankeluar, trombosit pecah
dan mengeluarkan zat yang dinamakan trombokinase.trombokinasi ini akan bertemu
dengan protrombin dengan pertolongan ca2+akan menjadi trombin. Trombin akan
bertemu dengan fibrin yang merupakan benang-benang halus, bentuk jaringan yang
tidak teratur letaknya, yang akanmenahan sel darah, dengan demikian terjadilah
pembekuan. Protrombin di buat didalam hatidan untuk membuatnya diperlukan
vitamin k, dengandemikian vitamin k penting untuk pembekuan darah.
3)
Fungsi Darah
a)
Sebagai alat pengangkut yaitu:
- Mengambil oksigen/ zat pembakaran dari paru-paru untuk diedarkankeseluruh jaringan tubuh.
- Mengangkut karbon dioksida dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru- paru.
- Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkandandibagikanke seluruh jaringan/ alat tubuh.
- Mengangkat / mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh untuk dikeluarkan melalui ginjal dan kulit.
b)
Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit dan racun dalam tubuhdengan
perantaraan leukosit dan antibodi/ zat–zat anti racun.
c)
Menyebarkan panas keseluruh tubuh
FISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKULAR
- Sistem Peredaran Darah Manusia
Sistem peredaran darah manusia ada dua yaitu system peredaran darah besar dan
system peredaran darah kecil.
- Sistem Peredaran Darah Besar (Sistemik)
Peredaran darah besar dimulai dari darah keluar dari jantung melalui aorta
menuju ke seluruh tubuh (organ bagian atas dan organ bagian bawah). Melalui
arteri darah yang kaya akan oksigen menuju ke sistem-sistem organ, maka disebut
sebagai sistem peredaran sistemik. Dari sistem organ vena membawa darah kotor
menuju ke jantung. Vena yang berasal dari sistem organ di atas jantung akan
masuk ke bilik kanan melalui vena cava inferior, sementara vena yang berasal
dari sistem organ di bawah jantung dibawa oleh vena cava posterior.
Darah kotor dari bilik kanan akan dialirkan ke serambi kanan, selanjutnya akan
dipompa ke paru-paru melalui arteri pulmonalis. Arteri pulmonalis merupakan
satu keunikan dalam sistem peredaran darah manusia karena merupakan
satu-satunya arteri yang membawa darah kotor (darah yang mengandung CO2).
Urutan
perjalanan peredaran darah besar : bilik kiri – aorta – pembuluh nadi –
pembuluh kapiler – vena cava superior dan vena cava inferior – serambi kanan.
- Sistem Peredaran Darah Kecil (Pulmonal)
Peredaran darah kecil dimulai dari dari darah kotor yang dibawa arteri
pulmonalis dari serambi kanan menuju ke paru-paru. Dalam paru-paru tepatnya
pada alveolus terjadi pertukaran gas antara O2 dan CO2. Gas O2 masuk melalui
sistem respirasi dan CO2 akan dibuang ke luar tubuh. O2 yang masuk akan diikat
oleh darah (dalam bentuk HbO) terjadi di dalam alveolus. Selanjutnya darah
bersih ini akan keluar dari paru-paru melalui vena pulmonalis menuju ke jantung
(bagian bilik kiri). Vena pulmonalis merupakan keunikan yang kedua dalam system
peredaran darah manusia, karena merupakan satu-satunya vena yang membawa darah
bersih.
Urutan perjalanan peredaran darah kecil : bilik kanan
jantung – arteri pulmonalis – paru-paru – vena pulmonalis – serambi kiri
jantung.
- Pembuluh Limfe (Pembuluh Getah Bening)
Pembuluh
limfe kanan; dari kepala, leher, dada, paru-paru, jantung dan lengan sebelah
kanan, bermuara di pembuluh balik yang letaknya di bawah tulang selangka kanan.
Pembuluh
limfe dada; dari bagian lain, bermuara dalam vena di bawah tulang selangka
kiri.
Pembuluh
limfe adalah bermuaranya pembuluh lemak (pembuluh kil). Peredaran limfe adalah
terbuka, merupakan alat penyaring kuman, karena di kelenjar limfe diproduksi
sejenis sel darah putih yang disebut limfosit untuk imunitas.
Jantung
berfungsi untuk memompa darah guna memenuhi kebutuhan metabolisme sel seluruh tubuh.
1)
Struktur Otot Jantung
Otot
jantung mirip dengan otot skelet yaitu mempunyai serat otot. Perbedaannya otot
jantung tidak dipengaruhi oleh syaraf somatik, otot jantung bersifat
involunter. Kontraksi otot jantung dipengaruhi oleh adanya pacemaker pada
jantung.
2)
Metabolisme Otot Jantung
Metabolisme
otot jantung tergantung sepenuhnya pada metabolisme aerobik. Otot jantung
sangat banyak mengandung mioglobin yang dapat mengikat oksigen. Karena
metabolisme sepenuhnya adalah aerob, otot jantung tidak pernah mengalami
kelelahan.
3)
Sistem Konduksi Jantung
Jantung
mempunyai system syaraf tersendiri yang menyebabkan terjadinya kontraksi otot
jantung yang disebut system konduksi jantung. Syaraf pusat melalui system
syaraf autonom hanya mempengaruhi irama kontraksi jantung. Syaraf simpatis
memacu terjadinya kontraksi sedangkan syaraf parasimpatis menghamabt kontraksi.
System kontraksi jantung terdiri atas :
Nodus
Sinoatri alkularis (NSA) terletak pada atrium kanan dan dikenal sebagai
pacemaker karena impuls untuk kontraksi dihasilkan oleh nodus ini.
Nodus
Atrioventrikularis (NAV) terletak antara atrium dan ventrikel kanan berperan
sebagai gerbang impuls ke ventrikel.
Bundle
His adalah serabut syaraf yang meninggalkan NAV.
Serabut
Bundle Kanan Dan Kiri adalah serabut syaraf yang menyebar ke ventrikel terdapat
pada septum interventrikularis.
Serabut
Purkinje adalah serabut syaraf yang terdapat pada otot jantung.
4)
Kontraksi Dan Irama Jantung
Kontraksi
jantung disebut disebut systole sedangkan relaksasi jantung atau pengisian
darah pada jantung disebut diastole. Irama jantung dimulai dari pacemaker (NSA)
dengan impuls 60-80 kali/menit. Semua bagian jantung dapat memancarkan
impuls tersendiri tetapi dengan frekuensi yang lebih rendah. Bagian jantung
yang memancarkan impuls diluar NSA disebut focus ektopik yang menimbulkan
perubahan irama jantung yang disebut aritmia. Aritmia dapat disebabkan oleh
hipoksia, ketidakseimbangan elektrolit, kafein, nikotin karena hal tersebut
dapat menyebabkan fokus ektopik kontraksi diluar kontraksi dari nodus NSA. Jika
terjadi hambatan aliran impuls dari NSA menuju NAV maka impuls syaraf akan
timbul dari nodus NAV dengan frekuensi yang lebih rendah yaitu sekitar 40-50
kali/menit. Jika ada hambatan pada bundle his atau serabut bundle kanan dan
kiri maka otot jantung akan kontraksi dengan iramanya sendiri yaitu 20-30
kali/menit. Denyut jantung 20-30 kali/menit tidak dapat mempertahankan
metabolisme otot.
5)
Suara Jantung
Suara
jantung terjadi akibat proses kontraksi jantung.
Suara
jantung 1 (S1) timbul akibat penutupan katup mitral dan trikuspidalis.
Suara
jantung 2 (S2) timbul akibat penutupan katup semilunaris aorta dan semilunaris
pulmonal.
Suara
jantung 3 (S3) terjadi akibat pengisian ventrikel pada fase diastole.
Suara
jantung 4 (S4) terjadi akibat kontraksi atrium.
Suara
jantung 3 dan 4 terdengar pada jantung anak.
6)
Fase Kontraksi Jantung
Pada
fase pengisian ventikel dan kontraksi atrium katup mitral dan trikuspidalis
terbuka darah akan mengalir dari atrium menuju ventrikel. Pada fase kontraksi
ventrikel isometric ventrikel mulai kontraksi dan atrium relaksasi, katup
mitral dan trikuspidalis tertutup dan katup semilunar aorta dan pulmonal belum
terbuka. Pada fase ejeksi ventikuler, katup semilunar aorta dan semilunar aorta
dan semilunar pulmonal terbuka sehingga darah mengalir dari ventrikel menuju
aorta dan arteri pulmonalis. Pada fase relaksasi isovolumentrik terjadi
relaksasi ventrikel dan katup semilunar aorta dan pulmonal menutup sedangkan
katup mitral dan katup trikuspidalis belum terbuka.
7)
Cardiac Output
Cardiac
Output adalah volume darah yang dipompa oleh tiap ventrikel per menit. Hal ini
disebabkan oleh kontraksi otot myocardium yang berirama dan sinkron, sehingga
darahpun dipompa masuk ke dalam sirkulasi pulmonary dan sistemik.
Besar
cardiac output ini berubah-ubah, tergantung kebutuhan jaringan perifer akan
oksigen dan nutrisi. Karena curah jantung yang dibutuhkan juga tergantung dari
besar serta ukuran tubuh, maka diperlukan suatu indikator fungsi jantung yang
lebih akurat, yaitu yang dikenal dengan sebutan Cardiac Index. Cardiac index
ini didapatkan dengan membagi cardiac output dengan luas permukaan tubuh,
dan berkisar antara 2,8-3,6 liter/menit/m2 permukaan tubuh.
Stroke
Volume adalah volume darah yang dikeluarkan oleh ventrikel/detik. Sekitar dua
per tiga dari volume darah dalam ventrikel pada akhir diastole (volume akhir
diastolic) dikeluarkan selama sistolik. Jumlah darah yang dikeluarkan tersebut
dikenal dengan sebutan Fraksi Ejeksi; sedangkan volume darah yang tersisa di
dalam ventrikel pada akhir sistolik disebut Volume Akhir Sistolik. Penekanan
fungsi ventrikel, menghambat kemampuan ventrikel untuk mengosongkan diri, dan
dengan demikian mengurangi stroke volume dan fraksi ejeksi, dengan akibat
peningkatan volume sisa pada ventrikel.
Cardiac
output (CO) tergantung dari hubungan yang terdapat antara dua buah variable,
yaitu: frekuensi jantung dan stroke volume. CO = Frekuensi Jantung x Stroke
Volume. Cardiac output dapat dipertahankan dalam keadaan cukup stabil meskipun
ada pada salah satu variable, yaitu dengan melakukan penyesuaian pada variable
yang lain.
Apabila
denyut jantung semakin lambat, maka periode relaksasi dari ventrikel diantara
denyut jantung menjadi lebih lama, dengan demikian meningkatkan waktu pengisian
ventrikel. Dengan sendirinya, volume ventrikel lebih besar dan darah yang dapat
dikeluarkan per denyut menjadi lebih banyak. Sebaliknya, kalau stroke volume
menurun, maka curah jantung dapat distabilkan dengan meningkatkan kecepatan
denyut jantung. Tentu saja penyesuaian kompensasi ini hanya dapat
mempertahankan curah jantung dalam batas-batas tertentu. Perubahan dan
stabilisasi curah jantung tergantung dari mekanisem yang mengatur kecepatan
denyut jantung dan stroke volume.
8)
Sirkulasi Jantung
Lingkaran
sirkulasi jantung dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu sirkulasi
sistemik dan sirkulasi pulmonal. Namun demikian terdapat juga sirkulasi koroner
yang juga berperan sangat penting bagi sirkulasi jantung.
- Sirkulasi Sistemik
1)
Mengalirkan darah ke berbagai organ tubuh.
2)
Memenuhi kebutuhan organ yang berbeda.
3)
Memerlukan tekanan permulaan yang besar.
4)
Banyak mengalami tahanan.
5)
Kolom hidrostatik panjang.
- Sirkulasi Pulmonal
1)
Hanya mengalirkan darah ke paru.
2)
Hanya berfungsi untuk paru-paru.
3)
Mempunyai tekanan permulaan yang rendah.
4)
Hanya sedikit mengalami tahanan.
5)
Kolom hidrostatiknya pendek.
- Sirkulasi Koroner
Efisiensi
jantung sebagi pompa tergantung dari nutrisi dan oksigenasi yang cukup pada
otot jantung itu sendiri. Sirkulasi koroner meliputi seluruh permukaan jantung
dan membawa oksigen untk miokardium melalui cabang-cabang intramiokardial yang
kecil-kecil.
Aliran
darah koroner meningkat pada:
- Peningkatan aktifitas
- Jantung berdenyut
- Rangsang sistem saraf simpatis
9)
Mekanisme Biofisika Jantung
- Tekanan Darah
Tekanan
darah (blood pressure) adalah tenaga yang diupayakan oleh darah untuk
melewati setiap unit atau daerah dari dinding pembuluh darah. Faktor yang
mempengaruhi tekanan darah adalah: curah jantung, tahanan pembuluh darah
perifer, aliran, dan volume darah.
Bila
seseorang mangatakan tekanan darahnya adalah 100 mmHg maka tenaga yang
dikeluarkan oleh darah dapat mendorong merkuri pada tabung setinggi 50 mm.
- Aliran Darah
Aliran
darah pada orang dewasa saat istirahat adalah 5 L/menit, ayang disebut sebagai
curah jantung (cardiac output). Aliran darah melalui pembuluh darah dipengaruhi
oleh dua faktor:
- Perbedaan Tekanan ( DP: P1-P2), merupakan penyebab terdorongnya darah melalui pembuluh.
- Hambatan terhadap aliran darah sepanjang pembuluh, disebut juga sebagai ”vascular resistance” atau tahanan pembuluh.
Beda
tekanan antara dua ujung pembuluh darah menyebabkan darah mengalir dari daerah
bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah, sedangkan resistensi / tahanan
menghambat aliran darah.
Rumus: Q
: DP
R
Q
: aliran
DP
: perbedaan tekanan
R
: resistensi
- Resistensi
Resistensi/tahanan
adalah hambatan terhadap aliran darah terhadap suatu pembuluh yang tidak dapat
diukur secara langsung. Resistensi dipengaruhi oleh dua faktor yaitu: diameter
pembuluh darah (terutama arteriol) dan viskositas (kekentalan) darah.
Peningkatan diameter pembuluh darah (vasodilatasi) akan menurunkan tahanan,
sedangkan penurunan diameter pembuluh darah (vasokontriksi) dapat meningkatkan
resistensi. Viskositas sebagaian besar dipengaruhi oleh kadar hematokrit (ht),
yaiu prosentase volume darah yang ditempati oleh sel darah merah. Semakin
tinggi viskositas darah, maka semakin meningkat pula resistensi pembuluh darah.
10)
Siklus Jantung
Setiap
siklus jantung terdiri dari urutan peristiwa listrik dan mekanik yang saling
terkait. Rangsang listrik dihasilkan dari beda potensial ion antar sel yang
selanjutnya akan merangsang otot untuk berkontraksi dan relaksasi. Kelistrikan
jantung merupakan hasil dari aktivitas ion-ion yang melewati membran sel
jantung. Aktivitas ion tersebut disebut sebagai potensial aksi. Mekanisme
potensial aksi terdiri dari fase depolarisasi dan repolarisasi:
- Depolarisasi
Merupakan
rangsang listrik yang menimbulkan kontraksi otot. Respon mekanik dari fase
depolarisasi otot jantung adalah adanya sistolik.
- Repolarisasi
Merupakan
fase istirahat/relaksasi otot, respon mekanik depolarisasi otot jantung adalah
diastolik.
Fase Siklus Jantung
a)
Mid Diastole
Merupakan
fase pengisian lambat ventrikel dimana atrium dan ventrikel dalam keadaan
istirahat. Darah mengalir secara pasif dari atrium ke ventrikel melalui katup
atrioventrikuler, pada saat ini katup semilunaris tertutup dan terdengar
sebagai bunyi jantung kedua.
b)
Diastole Lanjut
Gelombang
depolarisasi menyebar melalui atrium berhenti pada nodus atrioventrikuler
(nodus AV). Otot atrium berkontraksi memberikan 20%-30% pada isi ventrikel.
c)
Sistole Awal
Depolarisasi
menyebar dari sinus AV menuju miokardium ventrikel. Ventrikel berkontraksi
menyebabkan tekanan dalam ventrikel lebih tinggi dari tekanan atrium sehingga
menyebabkan katup atrioventrikuler menutup yang terdengar sebagai bunyi jantung
satu. Dalam keadaan ini tekanan dalam aorta dan arteri pulmo tetap lebih besar,
sehingga katup semilunar tetap tertutup. Kontraksi ventrikel ini disebut
sebagai kontraksi isovolumetrik.
d)
Sistole Lanjut
Tekanan
ventrikel meningkat melebihi tekanan pembuluh darah sehingga menyebabkan katup
semilunaris membuka. Setelah katup semilunar terbuka, terjadi ejeksi isi
ventrikel kedalam sirkulasi pulmoner dan sistemik.
e)
Diastole Awal
Gelombang
repolarisasi menyebar ke ventrikel sehingga ventrikel menjadi relaksasi.
Tekanan ventrikel turun melebihi tekanan atrium sehingga katum AV membuka.
Dengan terbukanya katup AV maka ventrikel akan terisi dengan cepat, 70%-80%
pengisian ventrikel terjadi dalam fase ini
11)
Faktor Penentu Kerja Jantung
Jantung
sebagai pompa fungsinya dipengaruhi oleh 4 faktor utama yang saling terkait
dalam menentukan isi sekuncup (stroke volume) dan curah jantung (cardiac
output) yaitu:
- Beban awal (pre load)
- Kontraktilitas
- Beban akhir (after load)
- Frekuensi jantung
Curah Jantung
Curah
jantung merupakan faktor utama yang harus diperhitungkan dalam sirkulasi,
karena curah jantung mempunyai peranan penting dalam transportasi darah yang
memasok berbagai nutrisi. Curah jantung adalah jumlah darah yang dipompakan
oleh ventrikel selama satu menit. Nilai normal pada orang dewasa adalah 5
L/mnt.
Isi Sekuncup (curah sekuncup)
Isi
sekuncup merupakan jumlah darah yang dipompakan keluar dari masing-masing
venrikel setiap jantung berdenyut. Isi sekuncup tergantung dari tiga variabel:
beban awal, kontraktilitas, dan beban akhir.
Beban Awal
Beban
awal adalah derajat peregangan serabut miokardium pada akhir pengisian
ventrikel. Hal ini sesuai dengan Hukum Starling: peregangan serabut miokardium
selama diastole melalui peningkatan volume akhir diastole akan meningkatkan
kekuatan kontraksi pada saat sistolik. Sebagai contoh karet yang diregangkan
maksimal akan menambah kekuatan jepretan saat dilepaskan.
Dengan
kata lain beban awal adalah kemampuan ventrikel meregang maksimal saat
diastolik sebelum berkontraksi/sistolik.
Faktor
penentu beban awal:
- Insufisiensi mitral menurunkan beban awal
- Stensosis mitral menurunkan beban awal
- Volume sirkualsi, peningkatan volume sirkulasi meningkatkan beban awal. Sedangkan penurunan volume sirkulasi menurunkan beban awal.
- Obat-obatan, obat vasokonstriktor meningkatkan beban awal. Sedangkan obat-obat vasodilator menurunkan beban awal.
Beban Akhir
Beban
akhir adalah besarnya tegangan dinding ventrikel untuk dapat memompakan darah saat
sistolik. Beban akhir menggambarkan besarnya tahanan yang menghambat
pengosongan ventrikel. Beban akhir juga dapat diartikan sebagai suatu beban
pada ventrikel kiri untuk membuka katup semilunar aorta, dan mendorong darah
selama kontrakis/sistolik.
Beban
akhir dipengaruhi:
- Stenosis aorta meningkatkan beban akhir
- Vasokontriksi perifer meningkatkan beban akhir
- Hipertensi meningkatkan beban akhir
- Polisitemia meningkatkan beban akhir
- Obat-oabatan, vasodilator menurunkan beban akhir, sedangkan vasokonstriktor meningkatkan beban akhir.
Peningkatan
secara drastis beban akhir akan meningkatkan kerja ventrikel, menambah
kebutuhan oksigen dan dapat berakibat kegagalan ventrikel.
Kontraktilitas
Kontraktilitas
merupakan kemampuan otot-otot jantung untuk menguncup dan mengembang.
Peningkatan kontraktilitas merupakan hasil dari interaksi protein otot
aktin-miosin yang diaktifkan oleh kalsium. Peningkatan kontraktilitas otot
jantung memperbesar curah sekuncup dengan cara menambah kemampuan ventrikel
untuk mengosongkan isinya selama sistolik.
12)
Hukum frank Starling
- Makin besar isi jantung sewaktu diastolik, semakin besar jumlah darah yang dipompakan ke aorta.
- dalam batas-batas fisiologis, jantung memompakan ke seluruh tubuh darah yang kembali ke jantung tanpa menyebabkan penumpukan di vena.
- jantung dapat memompakan jumlah darah yang sedikit ataupun jumlah darah yang besar bergantung pada jumlah darah yang mengalir kembali dari vena.
13)
Regulasi Tekanan Darah
- Sistem Saraf
Sistem
saraf mengontrol tekanan darah dengan mempengaruhi tahanan pembuluh darah
perifer. Dua mekanisme yang dilakukan adalah mempengaruhi distribusi darah dan
mempengaruhi diameter pembuluh darah. Umumnya kontrol sistem saraf terhadap
tekanan darah melibatkan: baroreseptor dan serabut2 aferennya, pusat vasomotor
dimedula oblongata serta serabut2 vasomotor dan otot polos pembuluh darah.
Kemoreseptor dan pusat kontrol tertinggi diotak juga mempengaruhi mekanisme
kontrol saraf.
Pusat Vasomotor mempengaruhi
diameter pembuluh darah dengan mengeluarkan epinefrin sebagai vasokonstriktor
kuat, dan asetilkolin sebagai vasodilator.
Baroresptor, berlokasi pada sinus karotikus dan
arkus aorta. Baroresptor dipengaruhi oleh perubahan tekanan darah pembuluh
arteri.
Kemoresptor, berlokasi pada badan
karotis dan arkus aorta. Kemoreseptor dipengaruhi oleh kandungan O2,
CO2, atau PH darah.
- Kontrol Kimia
Selain
CO2 dan O2, sejumlah kimia darah juga membantu regulasi tekanan darah melalui
refleks kemoreseptor yang akan dibawa ke pusat vasomotor.
Hormon
yang mempengaruhi: epinefrin dan norepinefrin, Natriuretik Atrial, ADH,
angiotensin II, NO, dan alkohol.
- 3. ANATOMI PERNAPASAN
- Hidung
Nares AnteriorØ
Nares
anterior adalah saluran – saluran di dalam lubang hidung. Saluran-saluran itu
bermuara ke dalam bagian yang dikenal sebagai vestibulum (rongga) Hidung.
Vestibulum ini dilapisi epitelium bergaris yang bersambung dengan kulit.
Lapisan nares anterior memuat sejumlah kelenjar sebaseus yang ditutupi bulu
kasar. Kelenjar-kelenjar itu bermuara ke dalam rongga hidung.
Rongga HidungØ
Rongga
hidung dilapisi selaput lendir yang sangat kaya akan pembuluh darah, bersambung
dengan lapisan faring dan selaput lendir semua sinus yang mempunyai lubang yang
masuk ke dalam rongga hidung. Hidung Berfungsi: penyaring, pelembab, dan penghangat
udara yang dihirup. Septum nasi memisahkan kedua cavum nasi. Struktur ini tipis
terdiri dari tulang dan tulang rawan, sering membengkok kesatu sisi atau sisi
yang lain, dan dilapisi oleh kedua sisinya dengan membran mukosa. Dinding
lateral cavum nasi dibentuk oleh sebagian maxilla, palatinus, dan os.
Sphenoidale. Tulang lengkung yang halus dan melekat pada dinding lateral dan
menonjol ke cavum nasi adalah : conchae superior, media, dan inferior.
Tulang-tulang inidilapisi oleh membrane mukosa.
Dasar
cavum nasi dibentuk oleh os frontale dan os palatinus sedangkan atap cavum nasi
adalah celah sempit yang dibentuk oleh os frontale dan os sphenoidale. Membrana
mukosa olfaktorius, pada bagian atap dan bagian cavum nasi yang berdekatan,
mengandung sel saraf khusus yang mendeteksi bau. Dari sel-sel ini serat saraf
melewati lamina cribriformis os frontale dan kedalam bulbus olfaktorius nervus
cranialis I olfaktorius.
Sinus
paranasalis adalah ruang dalam tengkorak yang berhubungan melalui lubang
kedalam cavum nasi, sinus ini berfungsi : memperingan tulang tengkorak,
memproduksi mukosa serosa dan memberikan resonansi suara. Sinus ini juga
dilapisi oleh membrana mukosa yang bersambungan dengan cavum nasi. Lubang yang
membuka kedalam cavum nasi :
1.
Lubang hidung
2.
Sinus Sphenoidalis, diatas concha superior
3.
Sinus ethmoidalis, oleh beberapa lubang diantara concha superior dan media dan
diantara concha media dan inferior
4.
Sinus frontalis, diantara concha media dan superior
5.
Ductus nasolacrimalis, dibawah concha inferior. Pada bagian belakang, cavum
nasi membuka kedalam nasofaring melalui appertura nasalis posterior.
- Saluran Pernapasan
FaringØ
adalah
pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai persambungannya dengan
oesopagus pada ketinggian tulang rawan krikoid. Maka letaknya dibelakang hidung
(nasofaring) dibelakang mulut (orofaring) dan dibelakang laring
(faring-laringeal)
LaringØ
Laring
(tenggorokan) terletak didepan bagian terendah faring yang memisahkannya dari
kolumna vertebra. Berjalan dari faring sampai ketinggian vertebrae servikalis
dan masuk ke dalam trakea dibawahnya.
Laring
terdiri atas kepingan tulang rawan yang diikat bersama oleh ligamen dan
membran. Yang terbesar diantaranya ialah tulang rawan tiroid, dan disebelah
depannya terdapat benjolan subkutaneas yang dikenal sebagai jakun, yaitu
disebelah depan leher. Laring terdiri atas dua lempeng atau lamina yang
bersambung di garis tengah. Di tepi atas terdapat lekukan berupa V. Tulang
rawan krikoid terletak dibawah tiroid, berbentuk seperti cincin mohor dengan
mohor cincinnya disebelah belakang ( ini adalah tulang rawan satu-satunya yang
berbentuk lingkaran lengkap). Tulang rawan lainnya ialah kedua tulang rawan
aritenoid yang menjulang disebelah belakang krikoid., kanan dan kiri tulang
rawan kuneiform, dan tulang rawan kornikulata yang sangat kecil.
Terkait di puncak tulang rawan tiroid terdapat epiglotis, yang berupa katup
tulang rawan dan membantu menutup laring sewaktu menelan. Laring dilapisi jenis
selaput lendir yang sama dengan yang di trakea, kecuali pita suara dan bagian
epiglotis yang dilapisi sel epitelium berlapis.
Pita Suara terletak disebelah dalam laring, berjakan dari tulang rawan tiroid
di sebelah depan sampai dikedua tulang rawan aritenoid. Dengan gerakan dari
tulang rawan aritenoid yang ditimbulkan oleh berbagai otot laringeal, pita
suara ditegangkan atau dikendurkan. Dengan demikian lebar sela-sela anatara
pita-pita atau rima glotis berubah-ubah sewaktu bernapas dan berbicara.
Suara dihasilkan karena getaran pita yang disebabkan udara yang melalui glotis.
Berbagai otot yang terkait pada laring mengendalikan suara, dan juga menutup
lubang atas laring sewaktu menelan.
TrakeaØ
Trakea atau batang teggorokan kira-kira 9 cm panjangnya. Trakea berjalan dari
laring sampai kira-kira ketinggian vertebra torakalis kelima dan ditempat ini
bercabanf menjadi dua bronkus (bronki). Trakea tersusun atas 16 sampai 20
lingkaran tak sempurna lengkap berupa cincin tulang rawan yang diikat bersama
oleh jaringan fibrosa dan yang melengkapi lingkaran di sebelah belakang trakea;
selain itu juga memuat beberapa jaringan otot. Trakea dilapisi selaput lendir
yang terdiri atas epitelium bersilia dan sel cangkir. Silia ini bergerak menuju
keatas ke arah laring, maka dengan gerakan ini debu dan butir-butir halus
lainnya yang turut masuk bersama dengan pernapasan dapat dikeluarkan. Tulang
rawan berfungsi mempertahankan agar trakea tetap terbuka; karena itu, disebelah
belakngnya tidak bersambung, yyaitu di tempat trakea menempel pada esofagus,
yang memisahkannya dari tulang belakang.
Trakea servikalis yang berjalan melalui leher disilang oleh istmus kelenjar
tiroid, yaitu belahan kelenjar yang melingkari sisi-sisi trakea. Trakea
torasika berjalan melintasi mediastenum (lihat gambar 5), di belakang sternum,
menyentuh arteri inominata dan arkus aorta. Usofagus terletak dibelakang
trakea.
Kedua bronkusØ
yang
terbentuk dari belahan dua trakea pada ketinggian kira-kira vertebra torakalis
kelima mempunyai struktur serupa dengan trakea dan dilapisi oleh jenis sel yang
sama. Bronkus-bronkus itu berjalan ke bawah dan kesamping ke arah tampak
paru-paru. Bronkus kanan lebih pendek dan lebih lebar dari pada yang kiri;
sedikit lebih tinggi daripada arteri pulmonalis dan mengeluarkan sebuah cabang
yang disebut bronkus lobus atas; cabang kedua timbul setelah cabang utama lewat
dibawah arteri, disebut bronkus lobus bawah.(lihat gambar 3)
Bronkus kiri lebih panjang dan lebih langsing daripada yang kanan, dan berjalan
dibawah arteri pulmonalis sebelum dibelah menjadi beberapa cabang yang berjalan
ke lobus atas dan bawah.
- Ronga thoraks
Batas-Batas yang membentuk rongga di dalam toraks :
Sternum dan tulang rawan iga-iga di depan,ü
Kedua belas ruas tulang punggung beserta cakram antar ruas (ü diskus
intervertebralis) yang terbuat dari tulang rawan di belakang.
Iga-Iga beserta otot interkostal disampingü
Diafragma di bawahü
Dasar leher di atas,ü
Isi
;
Sebelah
kanan dan kiri rongga dada terisi penuh oleh paru-paru beserta pembungkus
pleuranya. Pleura ini membungkus setiap belah, dan memebentuk batas lateral
pada mediastinum
Mediastinum
adalah ruang di dalam rongga dada diantara kedua paru-paru. Isinya jantung dan
pembuluh-pembuluh dara besar, usofagus, duktus torasika, aorta descendens, vena
kava superior, saraf vagus dan frenikus dan sejumlah besar kelenjar limfe.
- Paru-paru
Paru-Paru ada dua, merupakan alat pernapasan utama. Paru-paru mengisi rongga
dada. Terletak disebelah kanan dan kiri dan tengah dipisahkan oleh jantung
beserta pembuluh darah besarnya dan struktur lainnya yang terletak didalam
mediastinum . Paru-paru adalah organ yang berbentuk kerucut dengan apeks
(puncak) diatas dan muncul sedikit lebih tinggi daripada klavikula di dalam
dasar leher. Pangkal paru-paru duduk di atas landai rongga toraks, diatas
diafragma. Paru-paru mempunyai permukaan luar yang menyentuh iga-iga, permukaan
dalam yang memuat tampak paru-paru, sisi belakang yang menyentuh tulang
belakang, dan sisi depan yang menutupi sebagian sisi depan jantung.
Lobus paru-paru (belahan paru-paru ).Ø
Paru-paru
dibagi menjadi beberapa belahan atau lobus oleh fisura. Paru-paru kanan mempunyai
tiga lobus dan paru-paru kiri dua lobus. Setiap lobus tersusun atas lobula.
Sebuah pipa bronkial kecil masuk ke dalam setiap lobula dan semakin bercabang.
Semakin menjadi tipis dan akhirnya berakhir menjadi kantong kecil-kecil,
elastis, berpori, dan seperti spons. Di dalam air, paru-paru mengapung karena
udara yang ada di dalamnya.
Bronkus PulmonarisØ
Trakea terbelah mejadi dua bronkus utama. Bronkus ini bercabang lagi sebelum
masuk paru-paru (lihat gambar 3). Dalam perjalanannya menjelajahi paru-paru,
bronkus-bronkus pulmonaris bercabang dan beranting banyak. Saluran besar yang
mempertahankan struktur serupa dengan yang dari trakea mempunyai dinding
fibrosa berotot yang mengandung bahan tulang rawan dan dilapisi epitelium
bersilia. Makin kecil salurannya, makin berkurang tulang rawannya dan akhirnya
tinggal dinding fibrosa berotot dan lapisan bersilia.
Bronkus
Terminalis masuk ke dalam saluran yang disebut vestibula. Dan disini membran
pelapisnya mulai berubah sifatnya; lapisan epitelium bersilia diganti dengan
sel epitelium yang pipih, dan disinilah darah hampir langsung bersentuhan
dengan udara – suatu jaringan pembuluh darah kepiler mengitari alveoli dan
pertukaran gas pun terjadi.
Pembuluh Darah dalam Paru-ParuØ
Arteri Pulmonalis membawa darah yang sudah tidak mengandung oksigen dari
ventrikel kanan jantung ke paru-paru; cabang-cabangnya menyentuh
saluran-saluran bronkial, bercabang dan bercabang lagi sampai menjadi arteriol
halus; arteriol itu membelah-belah dan membentuk kapiler dan kapiler itu
menyentuh dinding alveoli atau gelembung udara.
Kapiler
halus itu hanya dapat memuat sedikit, maka praktis dapat dikatakan sel-sel
darah merah membuat baris tunggal. Alirannya bergerak lambat dan dipisahkan
dari udara dalam alveoli hanya oleh dua membran yang sangat tipis, maka
pertukaran gas berlangsung dengan difusi, yang merupakan fungsi pernapasan.
Kapiler
paru-paru bersatu lagi sampai menjadi pembuluh darah lebih besar dan akhirnya
dua vena pulminaris meninggalkan setiap paru-paru membawa darah berisi oksigen
ke atrium kiri jantung untuk didistribusikan ke seluruh tubuh melalui aorta.
Pembuluh darah yang dilukis sebagai arteria bronkialis membawa darah berisi
oksigen langsung dari aorta toraksika ke paru-paru guna memberi makan dan
menghantarkan oksigen ke dalam jaringan paru-paru sendiri. Cabang akhir
arteri-arteri ini membentuk pleksus kapiler yang tampak jelas dan terpisah dari
yang terbentuk oleh cabang akhir arteri pulmonaris, tetapi beberapa dari
kapiler ini akhirnya bersatu dalam vena pulmonaris dan darahnya kemudian dibawa
masuk ke dalam vena pulmonaris. Sisa darah itudiantarkan dari setiap paru-paru
oleh vena bronkialis dan ada yang dapat mencapai vena kava superior. Maka
dengan demikian paru-paru mempunyai persediaan darah ganda.
Hiilus (Tampuk)Paru-Paru dibentuk struktur berikut:Ø
- Arteri Pulmonalis, yang mengembalikan darah tanpa oksigen ke dalam paru-paru untuk diisi oksigen
- Vena Pulmonalis yang mengembalikan darah berisi oksigen dari paru – paru ke jantung
- Bronkus yang bercabang dan beranting membentuk pohon bronkial, merupakan jalan udara utama.
- Arteri bronkialis, keluar dari aorta dan menghantarkan darah arteri ke jaringan paru – paru.
- Vena bronkialis, mengembalikan sebagian darah dari paru – paru ke vena kava superior.
- Pebuluh limfe, yang masuk – keluar paru – paru, sangat banyak,
- Persarafan. Paru- paru mendapat pelayanan dari saraf vagus dan saraf simpati.
- Kelenjar limfe . semua pembuluh limfe yang menjelajahi struktur paru – paru dapat menyalurkan ke dalam kelenjar yang ada di tampak paru – paru.
- Pleura. Setiap paru –paru dilapisi membran serosa rangkap dua, yaitu pleura. Pleura viseralis erat melapisi paru – paru, masuk ke dalam fisura, dan dengan demikian memisahkan lobus satu dari yang lain. Membran ini kemudian dilipat kembali di sebelah tampuk paru – paru dan membentuk pleura parietalis, dan melapisi bagian dalam dinding dada. Pleura yang melapisi iga-iga ialah pleura kostalis, bagian yang menutupi diafragma ialah pleura diafragmatika, dan bagian yang terletak di leher ialah pleura servikalis. Pleura ini diperkuat oleh membran yang kuat bernama membran suprapleuralis (fasia Sibson) dan di atas membran ini terletak arteri subklavia.
Di
antara kedua lapisan pleura itu terdapat sedikit eksudat untuk meminyaki
permukaannya dan menghindarkan gesekan antara paru-paru dan dinding dada yang
sewaktu bernapas bergerak. Dalam keadaan sehat kedua lapisan itu satu dengan
yang lain erat bersentuhan. Ruang atau rongga pleura itu hanyalah ruang yang
tidak nyata, tetapi dalam keadaan tidak normal udara atau cairan memisahkan
kedua pleura itu dan ruang di antaranya menjadi jelas.
- 4. FISIOLOGI PERNAPASAN
Fungsi
paru – paru ialah pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida.
Pada
pernapasan melalui paru-paru atau pernapasan eksterna, oksigen dipungut melalui
hidung dan mulut pada waktu bernapas; oksigen masuk melalui trakea dan pipa
bronkial ke alveoli, dan dapat berhubungan erat dengan darah di dalam kapiler
pulmonaris.
Hanya
satu lapis membran, yaitu membran alveoli-kapiler, yang memisahkan oksigen dari
darah. Oksigen menembus membran ini dan dipungut oleh hemoglobin sel darah
merah dan dibawa ke jantung. Dari sini dipompa di dalam arteri ke semua bagian
tubuh. Darah meninggalkan paru – paru pada tekanan oksigen 100 mm Hg dan pada
tingkat ini hemoglobinnya 95 persen jenuh oksigen.
Di
dalam paru-paru, karbon dioksida, salah satu hasil buangan metabolisme,
menembus membran alveoler-kapiler dari kapiler darah ke alveoli dan setelah
melalui pipa bronkial dan trakea, dinapaskan keluar melalui hidung dan mulut.
Empat
proses yang berhubungan dengan pernapasan pulmoner atau pernapasan eksterna :
- Ventilasi pulmoner, atau gerak pernapasan yang menukar udara dalam alveoli dengan udara luar.
- Arus darah melalui paru – paru
- Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian sehingga dalam jumlah tepat dapat mencapai semua bagian tubuh
- Difusi gas yang menembusi membran pemisah alveoli dan kapiler. CO2 lebih mudah berdifusi drpd oksigen.
Semua
proses ini diatur sedemikian sehingga darah yang meninggalkan paru-paru
menerima jumlah tepat CO2 dan O2. Pada waktu gerak badan, lebih banyak darah
datang di paru – paru membawa terlalu banyak CO2 dan terlampau sedikit O2;
jumlah CO2 itu tidak dapat dikeluarkan, maka konsentrasinya dalam darah arteri
bertambah. Hal ini merangsang pusat pernapasan dalam otak unutk memperbesar
kecepatan dan dalamnya pernapasan. Penambahan ventilasi ini mngeluarkan CO2 dan
memungut lebih banyak O2.
Pernapasan jaringan atau pernapasan interna. Darah yang telah menjenuhkan
hemoglobinnya dengan oksigen (oksihemoglobin) megintari seluruh tubuh dan
akhirnya mencapai kapiler, di mana darah bergerak sangat lambat. Sel jaringan
memungut oksigen dari hemoglobin untuk memungkinkan oksigen berlangsung, dan
darah menerima, sebagai gantinya, yaitu karbon dioksida.
Perubahan – perubahan berikut terjadi pada komposisi udara dalam alveoli, yang
disebabkan pernapasan eksterna dan pernapasan interna atau pernapasan jarigan.
Udara
(atmosfer) yang di hirup:
Nitrogen
…………………………………………………………… 79 %
Oksigen
……………………………………………………………. 20 %
Karbon
dioksida ……………………………………………….. 0-0,4 %
Udara
yang masuk alveoli mempunyai suhu dan kelembapan atmosfer
Udara
yang diembuskan:
nitrogen……………………………………………………………..
79 %
Oksigen……………………………………………………………..
16 %
Karbon
dioksida ……………………………………………….. 4-0,4 %
Daya
muat udara oleh paru-paru. Besar daya muat udara oleh paru – paru ialah 4.500
ml sampai 5000 ml atau 41/2 sampai 5 literudara. Hanya sebagian kecil dari
udara ini, kira-kira 1/10nya atau 500 ml adalah udara pasang surut (tidal air),
yaitu yang di hirup masuk dan diembuskan keluar pada pernapasan biasa dengan
tenang.
Kapasitas vital. Volume udara yang dapat di capai masuk dan keluar paru-paru
pada penarikan napas paling kuat disebut kapasitas vital paru-paru. Diukurnya
dengan alat spirometer. Pada seoranng laki-laki, normal 4-5 liter dan pada
seorang perempuan, 3-4 liter. Kapasitas itu berkurang pada penyakit
paru-paru, penyakit jantung (yang menimbulkan kongesti paru-paru) dan kelemahan
otot pernapasan.
- a. Proses Pernapasan Manusia
Urutan
saluran pernapasan adalah sebagai berikut: rongga hidung > faring >
trakea > bronkus > paru-paru (bronkiolus dan alveolus).
Proses
pernapasan pada manusia dimulai dari hidung. Udara yang diisap pada waktu
menarik nafas (inspirasi) biasanya masuk melalui lubang hidung (nares)
kiri dan kanan selain melalui mulut. Pada saat masuk, udara disaring oleh bulu
hidung yang terdapat di bagian dalam lubang hidung.
Pada
waktu menarik napas, otot diafragma berkontraksi. Semula kedudukan diafragma
melengkung keatas sekarang menjadi lurus sehingga rongga dada menjadi
mengembang. Hal ini disebut pernapasan perut. Bersamaan dengan kontraksi otot
diafragma, otot-otot tulang rusuk juga berkontraksi sehingga rongga dada
mengembang. Hal ini disebut pernapasan dada.
Akibat
mengembangnya rongga dada, maka tekanan dalam rongga dada menjadi berkurang,
sehingga udara dari luar masuk melalui hidung selanjutnya melalui saluran
pernapasan akhirnya udara masuk ke dalam paru-paru, sehingga paru-paru
mengembang.
Setelah
melewati rongga hidung, udara masuk ke kerongkongan bagian atas (naro-pharinx)
lalu kebawah untuk selanjutnya masuk tenggorokan (larynx).
Setelah
melalui tenggorokan, udara masuk ke batang tenggorok atau trachea, dari
sana diteruskan ke saluran yang bernama bronchus atau bronkus. Saluran
bronkus ini terdiri dari beberapa tingkat percabangan dan akhirnya berhubungan
di alveolus di paru-paru.
Udara
yang diserap melalui alveoli akan masuk ke dalam kapiler yang
selanjutnya dialirkan ke vena pulmonalis atau pembuluh balik paru-paru.
Gas oksigen diambil oleh darah. Dari sana darah akan dialirkan ke serambi kiri
jantung dan seterusnya.
Selanjutnya
udara yang mengandung gas karbon dioksida akan dikeluarkan melalui hidung
kembali. Pengeluaran napas disebabkan karena melemasnya otot diafragma dan
otot-otot rusuk dan juga dibantu dengan berkontraksinya otot perut. Diafragma
menjadi melengkung ke atas, tulang-tulang rusuk turun ke bawah dan bergerak ke
arah dalam, akibatnya rongga dada mengecil sehingga tekanan dalam rongga dada
naik. Dengan naiknya tekanan dalam rongga dada, maka udara dari dalam paru-paru
keluar melewati saluran pernapasan.
Ringkasan
jalannya Udara Pernapasan:
- Udara masuk melalui lubang hidung
- melewati nasofaring
- melewati oral farink
- melewati glotis
- masuk ke trakea
- masuk ke percabangan trakea yang disebut bronchus
- masuk ke percabangan bronchus yang disebut bronchiolus
- udara berakhir pada ujung bronchus berupa gelembung yang disebut alveolus (jamak: alveoli)
- b. Jenis-Jenis Pernapasan Pada Manusia
Jenis-jenis
pernapasan pada manusia dibagi menjadi dua jenis. Yaitu pernapasan dada dan
pernapasan perut.
1)
Pernapasan Dada
Pernapasan
dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antara tulang rusuk. Mekanismenya
dapat dibedakan sebagai berikut.
- Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
- Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.
Mekanisme
inspirasi pernapasan dada sebagai berikut:
Otot
antar tulang rusuk (muskulus intercostalis eksternal) berkontraksi –> tulang
rusuk terangkat (posisi datar) –> Paru-paru mengembang –> tekanan udara
dalam paru-paru menjadi lebih kecil dibandingkan tekanan udara luar –> udara
luar masuk ke paru-paru.
Mekanisme
ekspirasi pernapasan dada adalah sebagai berikut:
Otot
antar tulang rusuk relaksasi –> tulang rusuk menurun –> paru-paru
menyusut –> tekanan udara dalam paru-paru lebih besar dibandingkan dengan
tekanan udara luar –> udara keluar dari paru-paru.
2)
Pernapasan Perut
Pernapasan
perut adalah pernapasan yang melibatkan otot diafragma. Mekanismenya dapat
dibedakan sebagai berikut.
1.
Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot diafragma sehingga rongga
dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada
tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
2.
Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot diaframa
ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada
menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih
besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon
dioksida keluar.
Mekanisme
inspirasi pernapasan perut sebagai berikut:
sekat
rongga dada (diafraghma) berkontraksi –> posisi dari melengkung menjadi mendatar
–> paru-paru mengembang –> tekanan udara dalam paru-paru lebih kecil
dibandingkan tekanan udara luar –> udara masuk
Mekanisme
ekspirasi pernapasan perut sebagai berikut:
otot
diafraghma relaksasi –> posisi dari mendatar kembali melengkung –> paru-paru
mengempis –> tekanan udara di paru-paru lebih besas dibandingkan tekanan
udara luar –> udara keluar dari paru-paru.
- c. Transportasi Gas
Transportasi
gas adalah perpindahan gas dari paru ke jaringan dan dari jaringan ke
paru dengan bantuan darah( aliran darah). Masuknya o2 kedalam sel darah
yang bergabung dengan hemoglobin yang kemudian membentuk oksihemoglobin
debanyak 97% dan sisanya 3% ditransportasikan kejaringan plasma dan sel
Inspirasi
Inspirasi
terjadi bila tekanan intrapulmonal(intra alveoli) lebih rendah dari tekanan
udara luar. Pada inspirasi biasa tekanan ini berkisar antara -1mmhg sampai
-3mmhg . Pada inspirasi dalam, tekanan intra-alveoli mencapai 30mmhg.
Kontraksi
otot diafragma dan intrakostalis
Volume
thoraks membesar
Tekanan
intrapleura menurun
Parunya
mengembung
Tekanan
intra-alveoli menurun
Udara
masuk kedalam paru
Ekspirasi
Berlangsung
bila tekanan pulmonal lebih tinggi dari tekanan udara luar, sehingga udara
bergerak kelur paru.Meningkatnya tekanan dalam rongga paru terjadi bila volue
rongga paru mengecil akibat proses pengucapan yang disebabkan daya elastisitas
jaringan paru. Pengucapan paru terjadi bila otot-otot inspirasi mulai
berelaksasi. Pada proses ekspirasi biasa tekanan intra-alveoli sekitar +1mmhg
sampai +3mmhg
Otot
ekspirasi relaksai
Volume
thoraks mengecil
Tekana
intrapleura meningkat
Volume
paru mengecil
Tekanan
intra-alveoli meningkat
Udara
bergerak keluar paru
- d. Pengendalian Pernapasan
Mekanisme
pernafasan diatur dan di kendalikan dua faktor utama,
(a).
pengendalian oleh saraf,
(b).
Kimiawi. Beberapa faktor tertentu merangsang pusat pernafasan yang terletak di
dalam mendula oblongata, dan kalau dirangsang, pusat itu mengeluarkan impuls
yang disalurkan saraf spinalis ke otot pernafasan yaitu otot diafragama dan
otot interkostalis.
- Pengendalaian oleh saraf
Pusat
pernafasan ialah suatu pusat otomatik di dalam medula oblongata yang
mengeluarkan impuls eferen ke otot pernapasan. Melalui beberapa radiks saraf
servikalis impuls ini di antarrkan ke diafragma oleh saraf frenikus: Dibagian
yang lebih rendah pada sumsum belakang ,impulsnya berjalan dari daerah toraks
melalui saraf interkostalis untuk merangsang otot interkostalis. Impuls ini
menimbulkan kontraksi ritmik pada otot diafragma dan interkostal yang
berkecepatan kira-kira lima belas setiap menit.
Impuls
aferen yang dirangsang pemekaran gelembung udara diantarkan saraf vagus ke
pusat pernapasan di dalam medula.
- Pengendalian secara kimiawi
Faktor
kimiawi ini adalah faktor utama dalam pengendalian dan pengaturan frekuensi,
kecepatan,& kedalaman gerakan pernapasan. Pusat pernapasan di dalam sumsum
sangat peka pada reaksi: kadar alkali daah harus
dipertahankan. Karbon dioksida adalah produksi asam dari
metabolisme, dan bahan kimia yang asam ini merangsang pusat pernapasan untuk
mengirim keluar impuls saraf yang bekerja atas otot pernapasan.
Kedua
pengendalian, baik melalui saraf maupun secara kimiawi, adalah penting. Tanpa
salah satunya orang tak dapat bernapas terus. Dalam hal paralisa otot
pernapasan ( interkostal dan diafragma) digunakan ventilasi paru-paru atau
suatu alat pernapasan buatan yang lainnya untuk melanjutkan pernapasan, sebab
dada harus bergerak supaya udara dapat dikeluarmasukkan paru-paru.
Faktor
tertentu lainnya menyebabkan penambahan kecepatan dan kedalaman pernapasan.
Gerakan badan yang kuat yang memakai banyak oksigen dalam otot untuk memberi
energi yang diperlukan dalam pekerjaan akan menimbulkan kenaikan pada jumlah
karbon dioksida di dalam darah dan akibatnya pembesan ventilasi paru-paru.
Emosi,
rasa sakit,dan takut,misalnya, menyebabkan impuls yang merangsang pusat
pernapasan dan menimbulkan penghirupan udara secara kuat-hal yang kita ketahui
semua.
Impuls
aferen dari kulit mengasilkan efek serupa—bila badan di celup dalam air dingin
atau menerima guyuran air dingin, penarikan pernapasan kuat menyusul.
Pengendalian
secara sadar atas gerakan pernapasan mungkin, tetapi tidak dapat dijalankan
lama karena gerakannya otomatik. Suatu usaha untuk menahan napas dalam waktu
lama akan gagal karena pertambahan karbon dioksida yang melebihi normal di
dalam darah akan menimbulkan rasa tak enak.
- e. Kecepatan Pernapasan
Pada
wanita lebih tinggi dari pada pria. Kalau bernapas secara normal, ekspirasi akan
menyusul inspirasi, dan kemudian ada istirahat sebentar.
Inspirasi-ekspirasi-istirahat. Pada bayi yang sakit urutan ini ada kalanya
terbalik dan urutannya menjadi : inspirasi-istirahat-ekspirasi. Hal ini disebut
pernapasan terbalik.
Kecepatan normal setiap menit:
Bayi baru …………………………………………………… 30-40
Dua belas bulan ………………………………………….. 30
Dari dua sampai lima tahun ………………………… 24
Orang dewasa…………………………………………….. 10-20
- f. Gerakan Pernapasan
Ada
dua saat terjadi pernapasan: (a) inspirasi dan (b) ekspirasi.
- Inspirasi atau menarik napas
adalah
proses aktif yang diselengarakan kerja otot. Kontraksi diafragma meluaskan
rongga dada dari atas sampai ke bawah, yaitu vertikel. Penaikan iga-iga dan
sternum, yang ditimbulkan kontraksi otot interkostalis , meluaskan rongga dada
kedua sisi dan dari belakang ke depan. Paru-paru yang bersifat elastis
mengembang untuk mengisi ruang yang membesar itu dan udara ditarik masuk ke
dalam saluran udara. Otot interkostal eksterna diberi peran sebagai otot
tambahan, hanya bila inspirasi menjadi gerak sadar.
- Ekspirasi,
udara
dipaksa keluar oleh pengenduran otot dan karena paru-paru kempis kembali yang
disebabkan sifat elastis paru-paru itu. Gerakan ini adalah proses pasif.
Ketika
pernapasan sangat kuat, gerakan dada bertambah. Otot leher dan bahu membantu
menarik iga-iga dan sternum ke atas. Otot sebelah belakang dan abdomen
juga dibawa bergerak, dan alae nasi (cuping atau sayap hidung) dapat kembang
kempis.
- g. Kebutuhan Tubuh akan Oksigen
Dalam
banyak keadaan, termasuk yang telah disebut, oksigen dapat diatur menurut
keperluan . Orang tergantung pada oksigen untuk hidupnya; kalau tidak
mendapatkannya selama lebih dari empat menit akan mengakibatkan kerusakan pada
otak yang tak dapat diperbaiki dan biasanya pasien meninggal. Keadaan genting
timbul bila misalnya sorang anak menudungi kepala dan mukannya dengan
kantung pelastik dan menjadi mati lemas. Tetapi penyediaan oksigen hanya
berkurang, pasien menjadi kacau pikiran—ia menderita anoksia serebralis. Hal
ini terjadi pada orang bekerja dalam ruang sempit, tertutup, seperti dalam
ruang kapal, di dalam tank, dan ruang ketel uap; oksigenyang ada mereka
habiskan dan kalau mereka tidak diberi oksigen untuk pernapasan atau tidak
dipindahkan ke udara yang normal, mereka akan meninggal karena anoksemia atau
disingkat anoksia.
Bila
oksigen di dalam darah tidak mencukupi, warna merahnya hilang dan menjadi
kebiru-biruan dan ia disebut menderita sianosis.
Orang
yang berusaha bunuh diri dengan memasukkan kepalanya ke dalam oven gas, bukan
saja terkena anoksia, tetapi jaga menghirup karbon monoksida yang bersifat
racun dan yang segera bergabung dengan hemoglobin sel darah, menyingkirkan isi
normal oksigen. Dalam hal ini bibir tidak kebiru-biruan , melainkan merah ceri
yang khas. Pengobatan yang diperlukan ialah pengisapan dan pemberian oksigen
dalam konsentrasi sampai lima kali jumlah oksigen udara atmosfir atau lima
atmosfir.
- 5. Gangguan pada Sistem Pernapasan
Beberapa
kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan manusia antara lain sebagai
berikut:
berikut:
AsmaØ
Asma
ditandai dengan kontraksi yang kaku dari bronkiolus yang menyebabkan kesukaran
bernapas. Asma biasanya disebabkan oleh hipersensitivas bronkiolus (disebut
asma bronkiale) terhadap benda-benda asing di udara. penyebab penyakit ini juga
dapat terjadi dikarenakan faktor psikis dan penyakit menurun.
Tuberkulosis (TBC)Ø
Tuberkulosis
merupakan penyakit spesifik yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
tuberculosae. Bakteri ini dapat menyerang semua organ tubuh, tetapi yang paling
sering adalah paru-paru dan tulang. Penyakit ini menyebabkan proses difusi
oksigen yang terganggu karena adanya bintik-bintik kecil pada dinding alveolus.
Keadaan
ini menyebabkan :
1)
Peningkatan kerja sebagian otot pernapasan yang berfungsi untuk pertukaran
udara paru-paru
2)
Mengurangi kapasitas vital dan kapasitas pernapasan
3)
Mengurangi luas permukaan membran pernapasan, yang akan meningkatkan ketebalan
membran pernapasan sehingga menimbulkan penurunan kapasitas difusi paru-paru
FaringitisØ
Faringitis
merupakan peradangan pada faring sehingga timbul rasa nyeri pada waktu menelan
makanan ataupun kerongkongan terasa kering. Gangguan ini disebabkan oleh
infeksi bakteri atau virus dan dapat juga disebabkan terlalu banyak merokok.
Bakteri yang biasa menyerang penyakit ini adalah Streptococcus pharyngitis.
BronkitisØ
Penyakit
bronkitis karena peradangan pada bronkus (saluran yang membawa udara menuju
paru-paru). Penyebabnya bisa karena infeksi kuman, bakteri atau virus. Penyebab
lainnya adalah asap rokok, debu, atau polutan udara.
PneumoniaØ
Pneumonia
adalah peradangan paru-paru dimana alveolus biasanya terinfeksi oleh cairan dan
eritrosit berlebihan. Infeksi disebarkan oleh bakteri dari satu alveolus ke
alveolus lain hingga dapat meluas ke seluruh lobus bahkan seluruh paru-paru.
Umumnya disebabkan oleh bakteri streptokokus (Streptococcus), Diplococcus
pneumoniae, dan bakteri Mycoplasma pneumoniae.
Emfisema Paru-paruØ
Emfisema
disebabkan karena hilangnya elastisitas alveolus. Alveolus sendiri adalah
gelembung-gelembung yang terdapat dalam paru-paru. Pada penderita emfisema,
volume paru-paru lebih besar dibandingkan dengan orang yang sehat karena
karbondioksida yang seharusnya dikeluarkan dari paru-paru terperangkap
didalamnya. Asap rokok dan kekurangan enzim alfa-1-antitripsin adalah penyebab
kehilangan elastisitas pada paru-paru ini.
DipteriØ
Dipteri
merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium
diphterial yang dapat menimbulkan penyumbatan pada rongga faring (faringitis)
maupun laring (laringitis) oleh lendir yang dihasilkan oleh bakteri tersebut.
AsfiksiØ
Asfiksi
adalah gangguan dalam pengangkutan oksigen ke jaringan yang disebabkan
terganggunya fungsi paru-paru, pembuluh darah, ataupun jaringan tubuh. Misalnya
alveolus yang terisi air karena seseorang tenggelam. Gangguan yang lain adalah
keracunan karbon monoksida yang disebabkan karena hemoglobin lebih mengikat
karbon monoksida sehingga pengangkutan oksigen dalam darah berkurang.
Kanker Paru-paruØ
Penyakit
ini merupakan pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali di dalam jaringan
paru-paru. Kanker ini mempengaruhi pertukaran gas di paru-paru dan menjalar ke
seluruh bagian tubuh. Merokok merupakan penyebab utama dari sekitar 90% kasus
kanker paru-paru pada pria dan sekitar 70% kasus pada wanita. Semakin banyak
rokok yang dihisap, semakin besar resiko untuk menderita kanker paru-paru.
Tetapi tidak menutup kemungkinan perokok pasif pun mengalami penyakit ini.
Penyebab lain yang memicu penyakit ini adalah penderita menghirup debu asbes,
kromium, produk petroleum, dan radiasi ionisasi.
MAGNET DAN LISTRIK DALAM TUBUH
Listrik adalah sumber energi
yang disalurkan melalui kabel. Tetapi dalam tubuh manusia juga terdapat
gelombang arus listrik yang disebut Biolistrik. Tegangan listrik pada tubuh
kita berbeda dengan apa yang kita bayangkan. Seperti listrik dirumah tangga.
Kelistrikan pada tubuh berkaitan dengan komposisi ion yang terdapat dalam
tubuh. Komposisi ion ekstra sel berbeda dengan komposisi ion intra sel. Pada
ekstra sel lebih banyak ion Na dan Cl2, sedangkan intra sel terdapat
ion H dan anion protein. Tubuh kita boleh
disebut sebagai sistem elektromagnetik. Sebab, kelistrikan sangat erat
kaitannya dengan kemagnetan. Otak kita memiliki medan kemagnetan. Sebagaimana
jantung ataupun bagian-bagian lain di tubuh kita.
Tubuh manusia mengandung sistem kelistrikan. Mulai dari
mekanisme otak,jantung, ginjal, paru-paru, sistem pencernaan, sistem hormonal,
otot-otot dan berbagai jaringan lainnya. Semuanya bekerja berdasar sistem
kelistrikan. Karena itu kita bisa mengukur tegangan listrik di bagian tubuh
mana pun yang kita mau. Bahkan setiap sel di tubuh kita memiliki tegangan
antara -90 mvolt pada saat rileks sampai 40 mvott pada saat beraktifitas.Tubuh
kita boleh disebut sebagai sistem elektromagnetik. Sebab, kelistrikan sangat
erat kaitannya dengan kemagnetan. Otak kita memiliki medan kemagnetan.
Sebagaimana jantung ataupun bagian-bagian lain di tubuh kita.
Terapi listrik sudah banyak dilakukan dinegara negara
maju sebagai alternatif pengobatan yang cukup aman. Demikian pula di Indonesia,
belum lama ini telah dilakukan penelitian terhadap manfaat terapi listrik untuk
pengobatan hipertensi dan kencing manis. Kelistrikan memegang peranan penting
dalam bidang keokteran. Ada dua aspek kelistrikan dan magnetis dalam
bidang kedokteran yaitu listrik dan magnet yang timbuldalam tubuh manusia,
serta penggunaan listrik dan magnet pada permukaan tubuhmanusia
Listrik adalah kondisi dari partikel subatomik tertentu,
seperti elektron dan proton, yang menyebabkan penarikan dan penolakan gaya di
antaranya. sumber energi yang disalurkan melalui kabel. Aliran listrik mengalir
dari saluran positif ke saluran negatif.
Magnet merupakan sebuah benda yang dapat menarik
benda-benda yang berada di sekitarnya seperti : baja, besi, ataupun kobalt.
sebuah magnet memiliki elemen-elemen yang tersusun secara teratur.
Pengertian Biolistrik
Biolistrik adalah energi yang dimiliki setiap manusia yang
bersumber dari ATP (Adenosine Tri Posphate) dimana ATP ini di hasilkan oleh
salah satu energi yang bernama mitchondria melalui proses respirasi sel.
Biolistrik juga merupakan fenomena sel. Sel-sel mampu menghasilkan potensial
listrik yang merupakan lapisan tipis muatan positif pada permukaan luar dan
lapisan tipis muatan negatif pada permukaan dalam bidang batas/membran.
Kemampuan sel syaraf (neurons) menghantarkan isyarat biolistrik sangat penting.
Transmisi sinyal biolistrik (TSB) mempunyai sebuah alat yang
dinamakan Dendries yang berfungsi mentransmsikan isyarat dari sensor ke neuron.
Stimulus untuk mentringer neuron dapat berupa tekanan, perubahaan temperature,
dan isyarat listrik dari neuron lain. Aktifitasi bolistrik pada suatu otot
dapat menyebar ke seluruh tubuh seperti gelombang pada permukaan air.
Pengamatan pulsa listrik tersebut dapat dilakukan dengan
memasang beberapa elektroda pada permukaan kulit. Hasil rekaman isyarat listrik
dari jantung (Electrocardiogran-ECG) diganti untuk diagnosa kesehatan. Seperti
halnya pada ECG, aktivitasi otak dapat dimonitor dengan memasang beberapa
elektroda pada posisi tertentu. Isyarat listrik yang dihasilkan dapat untuk
mendiagnosa gejala epilepsy, tumor, geger otak dan kelainan otak lainya.
.
2.2 Macam-Macam Gelombang Arus
Listrik
Gelombang arus listrik berkaitan erat dengan penggunaan arus listrik untuk merangsang
saraf motoris atau saraf sensoris. Gelombang yang dimaksud diantaranya :
1.
Arus bolak balik/sinosuidal
2.
Arus setengah gelombang
3.
Arus setengah penuh
4.
Arus searah murni
5.
Faradik
6.
Sentakan faradik
7.
Sentakan sinosuidal
8.
Galvanik yang interuptus
9.
Arus gigi gergaji
2.3 Listrik dan Magnet Dalam Tubuh
2.3.1 Sistem Syaraf dan Neuron
Sistem saraf dibagi dalam dua bagian yaitu sistem saraf
pusat dan sistem saraf otonom.
a.
Sistem saraf pusat
Terdiri dari otak, medulla spinalis
dan saraf perifer. Saraf perifer ini adalah serat-serat yang mengirim informasi
sensoris ke otak atau ke medulla spinalis disebut saraf afferensedangkan serat
saraf yang menghantarkan informasi dari otak dan medulla spinalis ke otot serta
kelenjar disebut serat efferen.
b.
Sistem saraf otonom
Serat saraf ini mengatur organ dalam tubuh. Misalnya
jantung, usus dan kelenjar-kelenjar. Pengontrolan ini dilakukan secara tidak
sadar. Otak berhubungan langsung dengan medulla spinalis; keduanya diliputi
cairan serebro spinalis dan dilindungi tulang tengkorak serta tulang
vertebralis (columna vertebralis). Berfat otak 1500 gram dan hanya 50 gram yang
efektif.
Struktur dasar dari sistem saraf di sebut neuron/sel
saraf. Suatu sel saraf mempunyai fungsi menerima, interpretasi dan
menghantarkan aliran listrik.
2.3.2 Kelistrikan Saraf
Dalam bidang neuroanatomi akan
dibicarakan kecepatan impuls serat saraf ; serat saraf yang berdiameter besar
mempunyai kemampuan menghantar impuls lebih cepat dari pada serat saraf yang
berdiameter kecil. Kalau ditinjau besar kecilnya serat saraf maka serat saraf
dapat dibagi dalam tiga bagian yaitu serat saraf tipe A, B dan C. Dengan
mempergunakan mikroskop elektron, serat saraf dibagi dalam dua tipe : serat
saraf bermielin dan serat saraf tanpa mielin.
Serfat saraf bermielin : banyak
terdapat pada manusia. Mielin merupakan suatu insulator ( isolasi) yang baik
dan kemampuan mengalir listrik sangat rendah. Potensial aksi makin menurun
apabila melewati serat saraf yang bermielin.
2.3.3 Perambatan
Potensial Aksi
Potensial aksi bisa terjadi apabila suatu daerah membran
saraf atau otot mendapat rangsangan mencapai nilai ambang. Potensial aksi itu
sendiri mempunyai kemampuan untuk merangsang daerah sekitar sel membran untuk
mencapai nilai ambang. Dengan demikian dapat terjadi perambatan potensial aksi
ke segala jurusan sel membran keadaan ini disebut perambatan potensial aksi
atau gelombang depolarisasi.
Setelah timbul potensial aksi, sel membran akan mengalami
repolarisasi. Proses repolarisasi sel membran disebut suatu tingkat refrakter.
Tinkat refrakter ada dua fase yaitu periode refrakter absolut dan peiode
refrakter relatif.
·
Periode refrekter absolut
Selama periode ini tidak ada rangsangan, tidak ada unsur
kekuatan untuk menghasilkan potensial aksi yang lain.
·
Periode refrekter relatif
Setelah sel membran mendeteksi repolarisasi seuruhnya maka
dari periode refrekter absolut akan menjadi periode refrekter relatif, dan
apabila ada stimulasi/rangsangan yang kuat secara normal akan menghasilkan
potensial aksi yang baru.
2.3.4 Kelistrikan Pada Sinapsis dan Neuromyal Junction
Hubungan antara dua buah saraf
disebut sinapsis; berakhirnya saraf pada sel otot/hubungan saraf otot disebut
Neuromnyal junction.
Baik sinapsis maupun Neuromnyal
junction mempunyai kemampuan meneruskan gelombang depolarisasi dengan cara
lompat dari satu sel ke sel yang berikutnya. Gelombang depolarisasi ini penting
pada sel membran sel otot, oleh karena pada waktu terjadi depolarisasi, zat
kimia yang terdapat pada otot akan trigger/bergetar/berdenyut menyebabkan
kontraksi otot dan setelah itu akan terjadi repolarisasi sel otot hal mana otot
akan mengalami relaksasi.
2.3.5 Kelistrikan Otot Jantung
Sel membran otot jantung sangat berbeda dengan saraf dan
otot bergaris. Pada saraf maupun otot bergaris dalam keadaan potensial membran
istirahat dilakukan ragsangan ion-ion Na+ akan masuk ke dalam sel
dan setelah tercapai nilai ambang akan timbul depolarisasi. Sedangkan pada sel
otot jantung, ion Na+ berlahan-lahan akan masuk kembali kedalam sel
dengan akibat terjadi gejala depolarisasi secara spontan sampai mencapai nilai
ambang dan terjadi potensial aksi tanpa memerlukanrangsangan dari luar.
2.3.6 Macam-Macam Gelombang Potensial Aksi
·
Gelombang potensial aksi dari akson
·
Gelombang potensial aksi dari sel
otot bergaris
·
Gelombang potensial aksi dari sel
oto jantung
2.3.7 Elektroda
Untuk mengukur potensial aksi secara baik dipergunakan
elektroda. Kegunaan dari elektroda untuk memindahkan transmisi ion ke penyalur
elektron. Bahan yang dipakai sebagai elektroda adalah perak dan tembaga.
Apabila sebuah elektroda tembaga da sebuah elektroda perak di celupkan dalam
sebuah larutan misalnya larutan elektrolit seimbang cairan badan/tubuh maka
akan terjadi perbedaan potensial antara kedua elektroda itu.
Perbedaan potensial ini kira-kira sama dengan perbedaan
antara potensial kontak kedua logamtersebut disebut potensial offset elektroda.
Macam- macam bentuk
elektroda :
a. Elektroda Jarum (Mikro Elektroda)
Berbentuk konsentrik ( consentrik elektoda ). Elektroda
berbentuk jarum ini dipergunakan untuk mengukur aktivitas motor unit tunggal.
b. Elektroda Mikropipet
Elektroda ini dibuat dari pada gelas.
c. Elektroda Permukaan Kulit
Elektroda permukaan kulit terbuat dari metal/logam yang
tahan karat, Misalnya perak, nikel, atau alloy.
Bentuk-bentuk
;
o
Bentuk plat.
o
Bentuk suction cup.
o
Bentuk floating.
o
Bentuk ear clip.
o
Bentuk batang.
2.3.8 Isyarat Listrik Tubuh
Isyarat listrik ( elektrical signal ) tubuh merupakan hasil
perlakuan kimia dari tipe-tipe sel tertentu. Dengan mengukur isyarat listrik
tubuh secara selektif sangat berguna untuk memperoleh informasi klinik tentang
fungsi tubuh.
Yang termasuk dalam isyarat listrik tubuh :
1) EMG ( Elektromiogram
).
2) ENG ( Elektroneurogrfam ).
3) ERG ( Elektroretionogrfam
).
4) EOG (Elektrookulogram ).
5) EGG ( Elektrogastrogram ).
6) EEG ( Elektroensefalogram
).
7) EKG
( Elektrokardiogram ).
2.3.9 Aktivitas Kelistrikan Otot Jantung
Sel membran otot jantung serupa dengan sel membran otot bergaris,
yaitu mempunyai kemampuan menuntun suatu perambatan potensial aksi/gelombang
depolarisasi. Depolarisasi membran otot jantung (miokardium) oleh perambatan
potensial aksi dengan menghasilkan kontraksi otot. Hanya saja ada 3 hal penting
perbedaan antara sel otot jantung dengan sel otot bergaris .
Penggunaan Listrik Dan Magnet Pada Tubuh
Pada tahun 1890 Jacques A.D. Arsonval telah menggunakan listrik berfrekwensi rendah untuk menimbulkan efek panas. Tahun 1992 telah pula menggunakan listrik dengan frekwensi 30 MHz untuk memanaskan yang disebut “Short Wave Diaththermy”. Pada 1950 sudah diperkenalkan penggunaan gelombang mikro dengan frekwensi 2.450 MHz untuk keperluan diathermi dan pemakain radar.
Sesuai dengan efek yang ditimbulkan oleh listrik, maka arus listrik di bagi dalam 2 bentuk, yaitu :
a. Listrik Berfrekwensi Rendah
Batas frekuensi antara 20 Hz sampai dengan 500.000 z frekuensi rendah ini mempunyai efek merangsang saraf dan otot sehingga terjadi kontraksi otot. Untuk pemakain dalam jantung waktu singkat dan bersifat merangsang persarafan otot, maka dipakai arus faradic. Sedangkan untuk jangka waktu lama dan bertujuan merangsang otot yang telah kehilangan persarafan maka dipakai arus listrik yang intereptur/terputus-putus atau arus DC yang telah dimodifikasi.
Selain arus DC ada pula menggunakan arus AC dengan frekuensi 50 Hz arus AC ini serupa dengan arus DC, mempunyai kemkampuan antara lain: merangsang saraf sensorik, merangsang saraf motoris, dan berefk kontraksi otot.
b. Listrik Berfrekuensi Tinggi
Yang tergolong berfrekuensi tinggi adalah frekuensi arus listrik diatas 500.000 siklus perdetik (500.000 Hz). Listrik berfrekuensi tidak mempunyai sifat merangsang saraf motoris atau saraf sensoris, kecuali dilakukan rangsangan dengan pengulangan yang lama.
Frekuensi sifat ini maka frekuensi tinggi digunakan dalam bidang kedokteran di bagi menjadi 2 bagian yaitu :
1. Short Wave Diathermy ( Diatermi Gelombang Pendek)
2. Mikro Wave Diathermy ( Diatermi Gelombang Mkro)
Syok Listrik
Syok listrik atau kejutan adalah suatu nyeri pada syaraf sensorik yang diakibatkan aliran listrik yang mengalir secara tiba-tiba melalui tubuh. Kejadian syok listrik merupakan kejadian yang timbul secara kebetulan. Bahaya syok listrik sangat besar, tubuh penderita akan mengalami ventricular fibrillon, kemudian diikiuti dengan kematian. Oleh karena itu, perlu diketahui perubahan-perubahan yang timbul akibat syok listrik, metoda pengamanan sehingga bahaya syok dapat dihindari.
Dalam bidang kedokteran ada 2 macam syok listrik antara lain:
1. Syok Dengan Tujuan Tertentu
Syok listrik ini dilakukan atas dasar indikasi medis. Dalam bidang psiaktri dikenal dengan nama “ Electric Convultion Teraphy”.
2. Syok tanpa tujuan tertentu
Timbul syok ini diakibatkan dari suatu kecelakaan. Faktor-faktor yang menyokong sehinggga timbulnya syok ini listrik ini :
a. Peralatan
– Petunujuk penggunaan alat-alat yang kurang jelas
– Prosedur testing secara teratur tidak atau kurang jelas
– Peralatan ECG yang lama tanpa menggunakan transformator
b. Perorangan
– Petugas-petugas yang kurang latihan
– Kurang pengertian akan kelistrikan maupun bahaya-bahaya yang ditimbulkan
– Kurang pengertian tetang cara-cara proteksi bagi petugas sendiri maupun penderita
Syok yang timbul dari suatu kecelakaan ini dikenal dengan “ Earth Syok”. Berdasarkan besar kecilnya tegangan “ Earth Syok” dapat di bagi menjadi 2 : Low tension shock ( syok tegangan rendah) dan high tension shock ( syok tegangan tinggi).
Syok semakin serius, apabila arus yang melewati tubuh semakin besar. Menurut Hukum Ohm intensias arus listrik tergantung kepada tegangan dan tahanan yang ada. ( I = V/R) berarti tegangan penting dalam menentukan beberapa arus yang dapat dilewati oleh tahanan yang diberikan oleh tubuh. Disamping itu ada pula parameter-parameter lain yang turut berperan mempengaruhi tingkat syok.
1. Dari Sudut Arus
a. Seseorang akan menderita syok lebih serius pada tegangan 220 Volt dari pada tegangan 80 Volt. Oleh karena, kuat arus pada tegangan 220 Volt lebih besar dari pada tegangan 80 Volt (R) sama.
b. Basah atau tidaknya kulit penderita
c. Basah tidaknya lantai
2. Dari sudut parameter-parameter lainya :
a. Jenis kelamin
b. Frekuensi AC
c. Duration
d. Berat Badan
e. Jalan yang ditempuh arus
Oleh karena bahaya syok sangat besar, dapat mengakibatkan kematian sehingga dipandang perlu untuk melakukan tindakan pencegahan yang meliputi alat-alat yang dipergunakan.
Harga efektif arus dan potensial listrik
Arus listrik mengalir diantara dua titik pada penghantar jika beda potensial antara dua titik. Oleh karena itu pada tahun 1826 Georg Simon Ohm menyelidiki hubungan arus dan potensial listrik, beda potensial sebanding dengan kuat arus dan berbanding balik dengan hambatan penghantar.
Hukum Ohm :
V = R x I
V = beda potensial = Volt (v)
R = hambatan = Ohm (Ω)
I = kuat arus = ampere (A)
Hambatan listrik hasil bagi antara beda potensial antara ujung – ujung penghantar dan kuat arus yang melaluinya hambatan listrik diberi satuan Ohm (Ω).
Hambatan = beda potensial : R = V/I V = I x R Kuat arus
Segitiga rumus tegangan atau hukum Ohm
1 kilo Ohm = 1000 Ohm 1 mega ohm = 1.000.000 Ohm
Hambatan listrik dapat diukur secara langsung dengan menggunakan Multi Meter /Avometer.
Kesimpulan
Biolistrik adalah listrik yang terdapat pada makhluk hidup, tegangan listrik pada tubuh berbeda dengan yang kita bayangkan seperti listrik di rumah tangga. Kelistrikan pada tubuh berkaitan dengan komposisi ion yang terdapat dalam tubuh. Kelistrikan dan kemagnetan didalam tubuh sangat berpengaruh pada sistem saraf. Sistem saraf di dalam tubuh mempuanyai listrik. Pada sistem saraf pusat dan sistem saraf otonom.
TULANG
Sumber listrik pada tubuh yang lain adalah tulang.
Pertumbuhan tulang adalah salah satu proses kehidupan yang dikendalikan secara
elektrik. Tulang mengandung kolagen yang merupakan suatu bahan piezoelektrik
yaitu apabila diberikan suatu gaya kepada kolagen, akan terbentuk potensial dc
kecil. Kolagen menghantarkan arus
listrik dengan muatan negatif sedangkan kristal mineral tulang (apatit) yang
terletak dekat dengan kolagen menghantarkan arus listrik dengan muatan positif.
Pada sambungan antara kedua jenis semikonduktor ini, arus akan mengalir ke satu
arah tetapi tidak kearah lain (mengubah sinyal ac menjadi dc dengan
rectification).
BENDA
CAIR,CAIRAN DAN GAS DALAM TUBUH ORANG
Benda Cair, Cairan dan Gas dalam
Tubuh Manusia
Benda cair
Tubuh memiliki zat air yang menempati porsi terbesar diperkirakan sekitar 50-60 persen tubuh orang dewasa terdiri atas air. Maka tak heran jika hampir semua reaksi di dalam tubuh manusia memerlukan cairan. Adapun ciri2 benda cair:
⦁ Molekul terikat secara longgar tapi berdekatan
⦁ Tekanan yang terjadi karena gaya grafitasi
⦁ Tekanan terjadi tegak lurus bidang
Benda cair dalam tubuh manusia
⦁ Dalam pembuluh darah
⦁ Dalam bola mata
⦁ Pada ibu hamil: dalam uterus
⦁ Cairan amnion
Alat ukur tekanan zat cair
⦁ Tonometer
Untuk mengukur tekanan intra okuler
penderita glaukoma
2. Sistometer
Untuk mengukur tekanan kandung kencing.
Cairan tubuh
⦁ Seluruh sel-sel tubuh terendam dalam suatu cairan yang disebut cairan interstitiel yang bertindak sebagai lingkungan interna dari sel-sel.
⦁ Volume dan komposisi cairan interstitiel harus tetap berada dalam suatu batas yang tertentu agar sel-sel dapat berfungsi dengan normal.
⦁ Perubahan dari volume dan komposisi cairan interstitiel dapat menimbulkan kelainan fungsi tubuh (malfungsi).
⦁ Kelainan volume cairan akan mengganggu fungsi kardiovaskuler sedangkan perubahan komposisi cairan interstitiel akan mengganggu fungsi sel.
⦁ Jadi jelas bahwa harus terdapat suatu regulasi aktif untuk mempertahankan lingkungan dalam agar tetap konstan.
⦁ Cairan tubuh total : 60% dari BB
⦁ Cairan tubuh total : cairan intrasel 40% BB dan cairan ekstrasel 20% BB
⦁ Cairan ekstrasel :
- plasma darah 5% BB
- cairan interstitiel 15% BB
- cairan transelluler 1,5% BB
⦁ Cairan tubuh total dipengaruhi oleh : umur, jenis kelamin, dan derajat obesitas
Fungsi cairan tubuh
⦁ Pembentuk struktur tubuh
⦁ Sarana transportasi (nutrisi, hormon, dan molekul2 kedlm sel)
⦁ Membantu mengeluarkan sisa2 metabolisme
⦁ Mengatur suhu
⦁ Pelarut elektrolit dan non elektrolit
⦁ Mengisi rongga2 tubuh (cairan pluera, spinal, perikardium, peritoneal)
Lanjutan………………………
⦁ Hal ini menyebabkan kapiler cenderung mendorong cairan melalui porus yang terdapat pada dinding kapiler keruang interstitiel
⦁ Sebaliknya, tekanan osmotik plasma yang disebabkan oleh protein plasma yang disebut tekanan koloid osmotik plasma yang disebut juga tekanan onkotik cenderung mendorong cairan bergerak secara osmosis dari ruang interstitiel ke plasma, sehingga mencegah hilangnya cairan dari plasma ke ruang interstitiel.
Transport Cairan
⦁ Sistem cardiovaskuler berfungsi untuk mensuplai berbagai bahan yang penting melalui darah ke seluruh tubuh. Plasma merupakan bagian non seluler dari darah, plasma berhubungan dengan cairan interstitiel melalui lubang yang terdapat pada kapiler.
b . Terdapat perbedaan tekanan sebesar 20Mmhg antara plasma dan cairan interstitiel yang menyebabkan tekanan hidrostatik kapiler lebih tinggi dibandingkan di dalam ruang interstitial
Cairan tubuh terdiri dari :
Cairan Ekstrasel : semua cairan yang terdapat diluar sel dan terdiri dari ion-ion dan berbagai bahan nutrisi yang dibutuhkan oleh sel untuk mempertahankan fungsi sel spt pertumbuhan, perkembangan dan fungsi khusus lainnya.
Cairan ekstrasel terdiri atas beberapa komponen : plasma, cairan interstitial dan cairan transeluler.
⦁ Plasma : merupakan bagian non seluler dari darah dan menyusun 24% dari seluruh cairan ekstrasel. Plasma berhubungan dengan cairan intrasel melalui lubang yang terdapat pada kapiler.
⦁ Cairan interstitial : merupakan cairan yang terdapat diantara sel, termasuk didalamnya adalah cairan limpa. Cairan interstitial merupakan 75% dari cairan ekstrasel
⦁ Cairan transeluler : merupakan cairan yang terdapat pada lumen saluran cerna, keringat, cairan cerebrospinal, cairan pleura, cairan pericardial, cairan intraokuler, sinovial, empedu, peritonium dan cairan kokhlea. Berjumlah 1 % dari cairan ekstrasel
⦁ Cairan intrasel : sekitar 25 liter dari 40 liter cairan dalam tubuh kita terdapat dalam 100 triliun sel, disebut cairan intrasel yang meliputi 2/3 dari seluruh cairan tubuh. Cairan intrasel yang terdapat pada tiap sel mempunyai komposisi yang berbeda tetapi konsentrasi dari tiap komposisi dapat dikatakan sama dari sel ke sel lainnya.
Pengaturan normal keseimbangan Cairan dlm tubuh
⦁ Ketentuan volume cairan
Intake=Output
⦁ Intake cairan normal
orang dewasa sehat memasukkan cairan normal 90% dr intake/hr (±2500 cc).
⦁ Output cairan normal
⦁ Balance cairan dipertahankan krn : paru2, saluran cerna, ginjal.
Lanjutan……………………….
⦁ IWL (insessible Water Loss) ad/ hilangnya cairan yg tdk dapat dilihat (evaporasi n respirasi).
⦁ Dewasa : 8-10 cc/kgBB/24 jam
⦁ Anak : 30 cc/kgBB/24 jam
⦁ Dengan suhu : 10 cc/kgBB ⁺ 200 cc (st-36,8° C)
⦁ Sensibel water loss ad/ hilangnya cairan yang dapat diamati
⦁ Urine : 1-2 cc/kg BB/jam
⦁ Faeces : 100-200 cc/24 jam
⦁ Output urine setiap hr hampir sama dgn intake balance cairan individu dpt diperkirakan dgn membandingkan intake cairan oral dan output urine.
SUHU SUHU LATIHAN BERAT
NORMAL PANAS DAN LAMA
(ml/hari) (ml/hari) (ml/hari)
Insensible Water Loss :
-kulit 350 350 350
-Pernapasan 350 250 650
Non Insensible Water Loss :
-urine 1400 1200 500
-keringat 100 1400 5000
-tinja 100 100 100
total 2300 3300 6600
Pertukaran cairan tubuh
⦁ Difusi : proses pertukaran cairan dari cairan berkonsentrasi tinggi ke cairan berkonsentrasi rendah
⦁ Osmosis : proses pertukaran cairan dari cairan berkonsentrasi rendah ke cairan berkonsentrasi tinggi melalui membran semipermiabel
⦁ Transpor Aktif : Proses perpindahan cairan tubuh dapat menggunakan mekanisme transpor aktif. Transpor aktif merupakan gerak zat yang akan berdifusi dan berosmosis. Proses penting untuk mempertahankan natrium dalam cairan intra dan ekstrasel
Penyebab Dehidrasi
A. Hilangnya cairan melalui sal. cerna
- muntah - Peritonitis
- diare
- obstruksi usus
B. Hilangnya cairan melalui ginjal
- Insufisiensi adrenal - Diabetes insipidus
- Diuresis osmotik - Diuresis berlebihan
C. Hilangnya cairan melalui kulit dan sal. Napas
- Keringat berlebihan - Keganasan paru
- Luka bakar
Jenis Dehidrasi
⦁ Dehidrasi isoosmotik (Dehidrasi Isotonik C=E) : diare, muntah, eksudasi plasma pada luka bakar
⦁ Dehidrasi hiperosmotik (Dehidrasi hipertonik C>E) : intake air kurang, diabetes insipidus, demam, evaporasi kulit berlebihan
⦁ Dehidrasi hipoosmotik (Dehidrasi hipovolemik E>C) : hilangnya Nacl pada insupisiensi adrenal
Penyebab Udema
Meningkatnya tekanan kapiler
A. Meningkatnya tekanan vena : gagal
jantung, obstruksi vena lokal, gagalnya
pompa vena.
B. Retensi Na dan air : gagal ginjal
C. Menurunnya resistensi arteriole : demam, paralisis saraf
simpatis, efek obat vasodilator
Menurunnya tekanan koloid plasma
A. Kehilangan protein lewat urine : Sindroma Nefrotik
B. Kehilangan protein lewat kulit : Luka, luka bakar
C. Kegagalan produksi protein : peny. hati, KKP
Lanjutan……………….
Meningkatnya permeabilitas kapiler
A. Reaksi imun yang menyebabkan pelepasan
histamin
B. Toksin
C. Infeksi bakteri
D. Defisiensi vitamin, utamanya vit.C
E. Iskemia
F. Luka bakar
Obstruksi saluran limfe
A. Kanker yang menyumbat sal. Limfe
B. Sumbatan kelenjar limfe oleh infeksi; filariasis
C. Kelainan kongenital dari pembuluh limfe
Gas dalam tubuh
⦁ Gas tidak memiliki bentuk/volume yang tetap dan mengisi semua ruang yang ada.
⦁ Partikel-partikel dalam gas bebas bergerak dalam ruang dan saling bertumpukan satu sama lain.
⦁ Tumpukan antara partikel2 gas dgn dinding wabah akan menyebabkan tekanan
Semakin banyak jumlah tumbukan maka semakin banyak tekanan yg terjadi
Kapasitas paru
Kapasitas paru diukur dengan spirometer
Kapasitas paru laki 5 liter dan wanita 4 liter
⦁ Volume tidal sekitar 450 ml udara yang keluar masuk paru slm pernapasan
⦁ Volume cadangan inspirasi, jumlah udara ekstra yag dapat dihirup di atas volume tidal saat menarik napas dalam2.
⦁ Volume cadangan ekspirasi, jumlah udara ekstra yg dapat dikeluarkan selain volume tidal saat menghembuskan napas
⦁ Volume residu, udara yang tersisa dlm paru setelah ekspirasi yg paling kuat. Meningkat pada penyakit saluran napas obstruktif
⦁ Kapasitas total paru, jumlah kapasitas vital dan volume residu.
Transportasi gas (perfusi
Ad / proses perpindahan gas dr paru ke jaringan dan dr jaringan ke peru dgn bantuan aliran darah.
oksigen kapiler jaringan tubuh
karbondioksida jar. Tbh kapiler
Trasportasi gas oksigen
⦁ Berikatan dgn Hb (Oxyhemoglobin 97%)
⦁ Larut dlm plasma (3%)
Transport karbondioksida
⦁ Larut dlm plasma
⦁ Berikatan Hb (Carbaminohemoglobine 30%
⦁ Sebagai HCO3
Faktor2 yg mempengaruhi Oksigenasi
⦁ Kondisi kesehatan (Ggn organ vital n penykt kronis)
⦁ Perkembangan (Perubhn fisik slm tmbuh kembang)
⦁ Narkotik n Analgesik (mengakibtkan Depresi pusat napas trtma Morphin n mereridin)
⦁ Pola / gaya hidup (pola aktivitas yg tdk mendukung perkembangan alveoli. Misal merokok, krg olaraga
⦁ Environment (panas, dingin, altitute n polusi udara)
⦁ Latihan
⦁ Kondisi psikologi (emosi, cemas, marah)
Tujuan Terapi oksigen
Meningkatkan kadar oksigen udara napas kadar oksigen yang ada di paru-paru menjadi tinggi tekanan pastial oksigen dialveolus meningkat oksigen yang berdifusi melalui dinding alveolus lebih banyak kadar oksigen yang terangkut melalui peredaran darah cukup dan persediaan oksigen di jaringan sel dapat terpenuhi mencegah terjadinya hipoksia.
Efek langsung dari pemberian fraksi oksigen inspirasi ( FIO2 )
⦁ Mengatasi hipoksemia dengan peningkatan tekanan oksigen alveoli
⦁ Menurunkan usaha pernafasan untuk mempertahankan tekanan oksigen alveoli
⦁ Menurunkan kerja jantung untuk mempertahankan tekanan oksigen arteri
Sumber oksigen
⦁ Oksigen tangki adalah gas kering yang harus bebas debu dan partikel minyak agar dapat digunakan dalam terapi medik.
⦁ Dari regulator oksigen dapat digunakan untuk menjalankan ventilator, nebulizer, humidifer dan flowmeter.
⦁ Dari flowmeter baru boleh diberikan ke alat terapi oksigen (kanula, masker, bag).
Cara pemberian Oksigen
⦁ Kanula hidung
⦁ Sungkup sederhana
⦁ Sungkup dengan reservoir rebreathing
⦁ Sungkup dengan reservoir non rebreathing
⦁ Sungkup venturi
Bahaya-bahaya pemberian O2
a. Kebakaran
Oksigen bukan zat pembakar tetapi oksigen dapat memudahkan terjadinya kebakaran
b. Depresi ventilasi
Pemberian O2 yang tidak dimonitor baik konsentrasi maupun aliran pada pasien dgn retensi CO2 dapat menekan ventilasi
c. Keracunan Oksigen
Dapat terjadi bila terapi oksigen yg diberikan dgn konsentrasi tinggi dalam waktu relatif lama
Keadaan ini dpt merusak jaringan paru dan kerusakan surfaktan
Benda cair
Tubuh memiliki zat air yang menempati porsi terbesar diperkirakan sekitar 50-60 persen tubuh orang dewasa terdiri atas air. Maka tak heran jika hampir semua reaksi di dalam tubuh manusia memerlukan cairan. Adapun ciri2 benda cair:
⦁ Molekul terikat secara longgar tapi berdekatan
⦁ Tekanan yang terjadi karena gaya grafitasi
⦁ Tekanan terjadi tegak lurus bidang
Benda cair dalam tubuh manusia
⦁ Dalam pembuluh darah
⦁ Dalam bola mata
⦁ Pada ibu hamil: dalam uterus
⦁ Cairan amnion
Alat ukur tekanan zat cair
⦁ Tonometer
Untuk mengukur tekanan intra okuler
penderita glaukoma
2. Sistometer
Untuk mengukur tekanan kandung kencing.
Cairan tubuh
⦁ Seluruh sel-sel tubuh terendam dalam suatu cairan yang disebut cairan interstitiel yang bertindak sebagai lingkungan interna dari sel-sel.
⦁ Volume dan komposisi cairan interstitiel harus tetap berada dalam suatu batas yang tertentu agar sel-sel dapat berfungsi dengan normal.
⦁ Perubahan dari volume dan komposisi cairan interstitiel dapat menimbulkan kelainan fungsi tubuh (malfungsi).
⦁ Kelainan volume cairan akan mengganggu fungsi kardiovaskuler sedangkan perubahan komposisi cairan interstitiel akan mengganggu fungsi sel.
⦁ Jadi jelas bahwa harus terdapat suatu regulasi aktif untuk mempertahankan lingkungan dalam agar tetap konstan.
⦁ Cairan tubuh total : 60% dari BB
⦁ Cairan tubuh total : cairan intrasel 40% BB dan cairan ekstrasel 20% BB
⦁ Cairan ekstrasel :
- plasma darah 5% BB
- cairan interstitiel 15% BB
- cairan transelluler 1,5% BB
⦁ Cairan tubuh total dipengaruhi oleh : umur, jenis kelamin, dan derajat obesitas
Fungsi cairan tubuh
⦁ Pembentuk struktur tubuh
⦁ Sarana transportasi (nutrisi, hormon, dan molekul2 kedlm sel)
⦁ Membantu mengeluarkan sisa2 metabolisme
⦁ Mengatur suhu
⦁ Pelarut elektrolit dan non elektrolit
⦁ Mengisi rongga2 tubuh (cairan pluera, spinal, perikardium, peritoneal)
Lanjutan………………………
⦁ Hal ini menyebabkan kapiler cenderung mendorong cairan melalui porus yang terdapat pada dinding kapiler keruang interstitiel
⦁ Sebaliknya, tekanan osmotik plasma yang disebabkan oleh protein plasma yang disebut tekanan koloid osmotik plasma yang disebut juga tekanan onkotik cenderung mendorong cairan bergerak secara osmosis dari ruang interstitiel ke plasma, sehingga mencegah hilangnya cairan dari plasma ke ruang interstitiel.
Transport Cairan
⦁ Sistem cardiovaskuler berfungsi untuk mensuplai berbagai bahan yang penting melalui darah ke seluruh tubuh. Plasma merupakan bagian non seluler dari darah, plasma berhubungan dengan cairan interstitiel melalui lubang yang terdapat pada kapiler.
b . Terdapat perbedaan tekanan sebesar 20Mmhg antara plasma dan cairan interstitiel yang menyebabkan tekanan hidrostatik kapiler lebih tinggi dibandingkan di dalam ruang interstitial
Cairan tubuh terdiri dari :
Cairan Ekstrasel : semua cairan yang terdapat diluar sel dan terdiri dari ion-ion dan berbagai bahan nutrisi yang dibutuhkan oleh sel untuk mempertahankan fungsi sel spt pertumbuhan, perkembangan dan fungsi khusus lainnya.
Cairan ekstrasel terdiri atas beberapa komponen : plasma, cairan interstitial dan cairan transeluler.
⦁ Plasma : merupakan bagian non seluler dari darah dan menyusun 24% dari seluruh cairan ekstrasel. Plasma berhubungan dengan cairan intrasel melalui lubang yang terdapat pada kapiler.
⦁ Cairan interstitial : merupakan cairan yang terdapat diantara sel, termasuk didalamnya adalah cairan limpa. Cairan interstitial merupakan 75% dari cairan ekstrasel
⦁ Cairan transeluler : merupakan cairan yang terdapat pada lumen saluran cerna, keringat, cairan cerebrospinal, cairan pleura, cairan pericardial, cairan intraokuler, sinovial, empedu, peritonium dan cairan kokhlea. Berjumlah 1 % dari cairan ekstrasel
⦁ Cairan intrasel : sekitar 25 liter dari 40 liter cairan dalam tubuh kita terdapat dalam 100 triliun sel, disebut cairan intrasel yang meliputi 2/3 dari seluruh cairan tubuh. Cairan intrasel yang terdapat pada tiap sel mempunyai komposisi yang berbeda tetapi konsentrasi dari tiap komposisi dapat dikatakan sama dari sel ke sel lainnya.
Pengaturan normal keseimbangan Cairan dlm tubuh
⦁ Ketentuan volume cairan
Intake=Output
⦁ Intake cairan normal
orang dewasa sehat memasukkan cairan normal 90% dr intake/hr (±2500 cc).
⦁ Output cairan normal
⦁ Balance cairan dipertahankan krn : paru2, saluran cerna, ginjal.
Lanjutan……………………….
⦁ IWL (insessible Water Loss) ad/ hilangnya cairan yg tdk dapat dilihat (evaporasi n respirasi).
⦁ Dewasa : 8-10 cc/kgBB/24 jam
⦁ Anak : 30 cc/kgBB/24 jam
⦁ Dengan suhu : 10 cc/kgBB ⁺ 200 cc (st-36,8° C)
⦁ Sensibel water loss ad/ hilangnya cairan yang dapat diamati
⦁ Urine : 1-2 cc/kg BB/jam
⦁ Faeces : 100-200 cc/24 jam
⦁ Output urine setiap hr hampir sama dgn intake balance cairan individu dpt diperkirakan dgn membandingkan intake cairan oral dan output urine.
SUHU SUHU LATIHAN BERAT
NORMAL PANAS DAN LAMA
(ml/hari) (ml/hari) (ml/hari)
Insensible Water Loss :
-kulit 350 350 350
-Pernapasan 350 250 650
Non Insensible Water Loss :
-urine 1400 1200 500
-keringat 100 1400 5000
-tinja 100 100 100
total 2300 3300 6600
Pertukaran cairan tubuh
⦁ Difusi : proses pertukaran cairan dari cairan berkonsentrasi tinggi ke cairan berkonsentrasi rendah
⦁ Osmosis : proses pertukaran cairan dari cairan berkonsentrasi rendah ke cairan berkonsentrasi tinggi melalui membran semipermiabel
⦁ Transpor Aktif : Proses perpindahan cairan tubuh dapat menggunakan mekanisme transpor aktif. Transpor aktif merupakan gerak zat yang akan berdifusi dan berosmosis. Proses penting untuk mempertahankan natrium dalam cairan intra dan ekstrasel
Penyebab Dehidrasi
A. Hilangnya cairan melalui sal. cerna
- muntah - Peritonitis
- diare
- obstruksi usus
B. Hilangnya cairan melalui ginjal
- Insufisiensi adrenal - Diabetes insipidus
- Diuresis osmotik - Diuresis berlebihan
C. Hilangnya cairan melalui kulit dan sal. Napas
- Keringat berlebihan - Keganasan paru
- Luka bakar
Jenis Dehidrasi
⦁ Dehidrasi isoosmotik (Dehidrasi Isotonik C=E) : diare, muntah, eksudasi plasma pada luka bakar
⦁ Dehidrasi hiperosmotik (Dehidrasi hipertonik C>E) : intake air kurang, diabetes insipidus, demam, evaporasi kulit berlebihan
⦁ Dehidrasi hipoosmotik (Dehidrasi hipovolemik E>C) : hilangnya Nacl pada insupisiensi adrenal
Penyebab Udema
Meningkatnya tekanan kapiler
A. Meningkatnya tekanan vena : gagal
jantung, obstruksi vena lokal, gagalnya
pompa vena.
B. Retensi Na dan air : gagal ginjal
C. Menurunnya resistensi arteriole : demam, paralisis saraf
simpatis, efek obat vasodilator
Menurunnya tekanan koloid plasma
A. Kehilangan protein lewat urine : Sindroma Nefrotik
B. Kehilangan protein lewat kulit : Luka, luka bakar
C. Kegagalan produksi protein : peny. hati, KKP
Lanjutan……………….
Meningkatnya permeabilitas kapiler
A. Reaksi imun yang menyebabkan pelepasan
histamin
B. Toksin
C. Infeksi bakteri
D. Defisiensi vitamin, utamanya vit.C
E. Iskemia
F. Luka bakar
Obstruksi saluran limfe
A. Kanker yang menyumbat sal. Limfe
B. Sumbatan kelenjar limfe oleh infeksi; filariasis
C. Kelainan kongenital dari pembuluh limfe
Gas dalam tubuh
⦁ Gas tidak memiliki bentuk/volume yang tetap dan mengisi semua ruang yang ada.
⦁ Partikel-partikel dalam gas bebas bergerak dalam ruang dan saling bertumpukan satu sama lain.
⦁ Tumpukan antara partikel2 gas dgn dinding wabah akan menyebabkan tekanan
Semakin banyak jumlah tumbukan maka semakin banyak tekanan yg terjadi
Kapasitas paru
Kapasitas paru diukur dengan spirometer
Kapasitas paru laki 5 liter dan wanita 4 liter
⦁ Volume tidal sekitar 450 ml udara yang keluar masuk paru slm pernapasan
⦁ Volume cadangan inspirasi, jumlah udara ekstra yag dapat dihirup di atas volume tidal saat menarik napas dalam2.
⦁ Volume cadangan ekspirasi, jumlah udara ekstra yg dapat dikeluarkan selain volume tidal saat menghembuskan napas
⦁ Volume residu, udara yang tersisa dlm paru setelah ekspirasi yg paling kuat. Meningkat pada penyakit saluran napas obstruktif
⦁ Kapasitas total paru, jumlah kapasitas vital dan volume residu.
Transportasi gas (perfusi
Ad / proses perpindahan gas dr paru ke jaringan dan dr jaringan ke peru dgn bantuan aliran darah.
oksigen kapiler jaringan tubuh
karbondioksida jar. Tbh kapiler
Trasportasi gas oksigen
⦁ Berikatan dgn Hb (Oxyhemoglobin 97%)
⦁ Larut dlm plasma (3%)
Transport karbondioksida
⦁ Larut dlm plasma
⦁ Berikatan Hb (Carbaminohemoglobine 30%
⦁ Sebagai HCO3
Faktor2 yg mempengaruhi Oksigenasi
⦁ Kondisi kesehatan (Ggn organ vital n penykt kronis)
⦁ Perkembangan (Perubhn fisik slm tmbuh kembang)
⦁ Narkotik n Analgesik (mengakibtkan Depresi pusat napas trtma Morphin n mereridin)
⦁ Pola / gaya hidup (pola aktivitas yg tdk mendukung perkembangan alveoli. Misal merokok, krg olaraga
⦁ Environment (panas, dingin, altitute n polusi udara)
⦁ Latihan
⦁ Kondisi psikologi (emosi, cemas, marah)
Tujuan Terapi oksigen
Meningkatkan kadar oksigen udara napas kadar oksigen yang ada di paru-paru menjadi tinggi tekanan pastial oksigen dialveolus meningkat oksigen yang berdifusi melalui dinding alveolus lebih banyak kadar oksigen yang terangkut melalui peredaran darah cukup dan persediaan oksigen di jaringan sel dapat terpenuhi mencegah terjadinya hipoksia.
Efek langsung dari pemberian fraksi oksigen inspirasi ( FIO2 )
⦁ Mengatasi hipoksemia dengan peningkatan tekanan oksigen alveoli
⦁ Menurunkan usaha pernafasan untuk mempertahankan tekanan oksigen alveoli
⦁ Menurunkan kerja jantung untuk mempertahankan tekanan oksigen arteri
Sumber oksigen
⦁ Oksigen tangki adalah gas kering yang harus bebas debu dan partikel minyak agar dapat digunakan dalam terapi medik.
⦁ Dari regulator oksigen dapat digunakan untuk menjalankan ventilator, nebulizer, humidifer dan flowmeter.
⦁ Dari flowmeter baru boleh diberikan ke alat terapi oksigen (kanula, masker, bag).
Cara pemberian Oksigen
⦁ Kanula hidung
⦁ Sungkup sederhana
⦁ Sungkup dengan reservoir rebreathing
⦁ Sungkup dengan reservoir non rebreathing
⦁ Sungkup venturi
Bahaya-bahaya pemberian O2
a. Kebakaran
Oksigen bukan zat pembakar tetapi oksigen dapat memudahkan terjadinya kebakaran
b. Depresi ventilasi
Pemberian O2 yang tidak dimonitor baik konsentrasi maupun aliran pada pasien dgn retensi CO2 dapat menekan ventilasi
c. Keracunan Oksigen
Dapat terjadi bila terapi oksigen yg diberikan dgn konsentrasi tinggi dalam waktu relatif lama
Keadaan ini dpt merusak jaringan paru dan kerusakan surfaktan
TANDA
DAN GEJALA KECUKUPAN OKSIGEN
1. HIPOKSIA
Hipoksia adalah oksigenasi jaringan yang tidak adekuat pada
tingkat jaringan. Kondisi ini terjadi akibat defisiensi penghantaran oksigen
atau penggunaan oksigen di selular. Hipoksia dapat disebabkan oleh :
- Penurunan kadar hemoglobin dan penurunan kapasitas darah yang membawa oksigen,
- Penurunan konsentrasi oksigen yang diinspirasi,
- Ketidakmampuan jaringan untuk mengambil oksigen dari darah, seperti yang terjadi pada kasus keracunan sianida
- Penurunan difusi oksigen dari alveoli ke darah, seperti yang terjadi pada kasus pneumonia,
- Perfusi darah yang mengandung oksigen di jaringan yang buruk, seperti yang terjadi pada syok, dan
- Kerusakan ventilasi, seperti yang terjadi pada fraktur iga multiple atau trauma dada.
Terdapat 4 kategori hipoksia
- Hipoksia hipoksik ditandai oleh rendahnya Po2 darah arteri disertai dengan kurangnya saturasi Hb. Hal ini disebabkan oleh :
Ø Malfungsi pernapasan yang melibatkan
gangguan pertukaran gas, ditandai oleh Po2 alveolus normal, tetapi Po2
arteri berkurang
Ø Berada di ketinggian atau di
lingkungan tersekap dengan Po2 atmosfer yang berkurang sehingga Po2
alveolus dan arteri juga berkurang.
- Hipoksia Anemik mengacu kepada penurunan kapasitas darah mengangkut O2. Hal ini dapat ditimbulkan oleh :
Ø Penurunan sel darah merah dalam
sirkulasi
Ø Jumlah Hb yang tidak adekuat di
dalam sel darah merah
Ø Keracunan CO.
Pada
semua kasus hipoksia anemic, Po2 arteri normal, tetapi kandungan O2
darah arteri lebih rendah dari normal karena berkurangnya Hb yang
tersedia.
- Hipoksia Sirkulasi muncul jika darah beroksigen yang sampai ke jaringan sangat sedikit (kurang). Hipoksia sirkulasi dapat terbatas pada daerah tertentu akibat spasme atau sumbatan vaskuler local. Di pihak lain, tubuh secara keseluruhan dapat mengalami hipoksia sirkulasi akibat gagal jantung kongesif atau syok sirkulasi. Po2 dan kandungan O2 arteri biasanya normal, tetapi darah beroksigen yang mencapai sel terlalu sedikit.
- Hipoksia Histotoksik, penyaluran O2 ke jaringan normal, tetapi sel-sel tidak mampu menggunakan O2 yang tersediah untuk mereka. Contoh klasik adalah keracunan sianida. Sianida menghambat enzim-enzim sel yang penting untuk respirasi internal.
Tanda dan Gejala Hipoksia
- Rasa cemas
- Gelisah
- Tidak mampu berkonsentrasi
- Penurunan tingkat kesadaran
- Pusing
- Perubahan perilaku
- Rasa takut, ansietas
- Disorientasi
- Peningkatan keletihan
- Peningkatan frekuensi nadi
- Peningkatan frekuensi dan kedalaman pernapasan
- Peningkatan tekanan darah
- Disritmia jantung
- Pucat
- Sianosis adalah suatu perubahan warna kulit dan membrane mukosa menjadi kebiruan akibat adanya hemoglobin yang tersaturasi di kapiler, merupakan tanda hipoksia tahap lanjut. Ada tidaknya sianosis bukan merupakan alat pengukur status oksigenasi yang dapat dipercaya. Sianosis pusat yang terlihat di lidah, palatum mole, dan konjungtiva mata, tempat aliran darah tinggi, mengindikasikan hipoksemia. Sianosis perifer, yang terlihat pada ekstremitas, bantalan kuku, dan daun telinga seringkali merupakan akibat vasokonstriksi dan aliran darah yang mengalami stagnasi.
- Clubbing
- Dispnea
Hipoksia merupakan kondisi yang mengancam kehidupan. Apabila
tidak ditangani, kondisi ini menyebabkan disritmia jantung, yang mengakibatkan
kematian. Hipoksia ditangani dengan pemberian oksigen dan mengobati penyebab
yang mendasari hipoksia, seperti obstruksi jalan napas.
2. HIPOKAPNIA
Hipokapnia adalah CO2 darah arteri lebih rendah
dari normal. Hipokapnia juga merupakan penurunan jumlah karbon dioksida dalam
darah yang disebabkan oleh hiperventilasi. Seperti halnya
ventilasi, yang dianggap memadai bila suplai O2 seimbang dengan pembentukan
CO2. CO2 mudah sekali mengalami difusi sehingga tekanan CO2 dalam udara
alveolus sama dengan tekanan CO2 dalam darah arteri; sehingga PaCO2 merupakan
gambaran ventilasi alveolus yang langsung dan segera yang berhubungan dengan
kecepatan metabolisme. Dengan demikian PaCO2 digunakan untuk menilai kecukupan
ventilasi alveolar karena pembuangan CO2 dari paru seimbang dengan sehingga
PaCO2 langsung berkaitan dengan produksi CO2 ( CO2) dan sebaliknya berkaitan
dengan ventilasi alveolar: PaCO2 α CO2/ . Ventilasi yang memadai akan mempertahankan kadar
PaCO2 sebesar 40 mmHg. Hipokapnia terjadi apabila PaCO2 kurang dari 35 mmHg.
Penyebab langsung retensi CO2 adalah hipoventilasi alveolar (ventilasi kurang
memadai, untuk mengimbangi pembentukan CO2).
Kehilangan CO2 dari paru yang berlebihan (hipokapnia) akan terjadi
apabila terjadi hiperventilasi (ventilasi dalam keadaan kebutuhan metabolisme
meningkat untuk membuang CO2).
Tanda dan
Gejala Hipokapnia :
- Sering mendesah
- Menguap
- Pusing
- Palpitasi
- Tangan dan kaki kesemutan
- Baal
- Kedutan otot
- Kejang
3. HIPERKAPNIA
Hiperkapnia adalah Kelebihan CO2 dalam darah
arteri. Beberapa mekanisme yang menyebabkan hipekapnia adalah :
- Drive respiratory yang insufisien
- Defek ventilatori pump
- Beban kerja yang sedemikian besar sehingga terjadi kecapaian pada otot pernapasan dan penyakit intrisik paru dengan ketidakseimbangan V/Q yang berat.
Keadaaan hiperkapnia hampir selalu merupakan indikasi adanya
insufisiensi atau gagal napas. PaCO2 = k X VCO2/VA.
Meningkatnya VCO2 dapat disebabka oleh febris, kejang, agitasi atau factor
lainnya. Keadaan ini biasanya terkompensasi dengan meningkatnya VA secara
cepat. Hiperkapnia terjadi hanya apabila VA terjadi peningkatan hanya sedikit.
4. HIPOVENTILASI
Hipoventilasi terjadi ketika ventilasi alveolar tidak
adekuat memenuhi kebutuhan oksigen tubuh atau mengeliminasi karbon dioksida
secara adekuat. Apabila ventilasi alveolar menurun, maka PaCO2 akan
meningkat. Atelektasis akan menghasilkan hipoventilasi. Atelektasis merupakan
kolaps alveoli yang mencegah pertukaran oksigen dan karbon dioksida dalam
pernapasan. Karena alveoli kolaps, maka paru yang diventilasi lebih sedikit dan
menyebabkan hipoventilasi.
Pada klien yang menderita penyakit obstruksi paru, pemberian
oksigen yang berlebihan dapat mengakibatkan hipoventilasi. Klien ini
beradaptasi terhadap kadar karbon dioksida yang tinggi dan kemoreseptor yang
peka pada karbondioksida pada hakikatnya tidak berfungsi. Klien ini terstimulus
untuk bernapas jika PaO2 menurun. Apabila jumlah oksigen yang
diberikan berlebihan, maka kebutuhan oksigen dipenuhi dan stimulus untuk
bernapas negative. Konsentrasi oksigen yang tinggi (misalnya lebih besar dari
24% sampai 28%[1 sampai 3 liter]) mencegah penurunan PaO2 dan
menghilangkan stimulus untuk bernapas, sehingga terjadi hipoventilasi. Retensi
CO2 yang berlebihan menyebabkan henti napas.
Tanda dan Gejala Hipoventilasi
- Pusing
- Nyeri kepala (dapat dirasakan di daerah oksipital hanya saat terjaga)
- Letargi
- Disorientasi
- Penurunan kemampuan mengikuti instruksi
- Disritmia jantung
- Ketidakseimbangan elektrolit
- Konvulsi
- Koma
- Henti Jantung
Apabila tidak ditangani, maka kondisi klien akan menurun
dengan cepat. Akibatnya, dapat terjadi kebingungan, tidak sabar dan kematian.
Terapi untuk
menangani hipoventilasi dimulai dengan mengobati penyebab yang mendasari
gangguan tersebut, kemudian tingkatkan oksigenasi jaringan, perbaiki fungsi
ventilasi, dan upayakan keseimbangan asam-basa.
5. HIPERVENTILASI
Tujuan ventilasi adalah menghasilkan tegangan karbon
dioksida di arteri yang normal (PaCO2) dan mempertahankan tegangan
oksigen di arteri yang normal (PaO2).
Hiperventilasi merupakan suatu kondisi ventilasi yang
berlebih, yang dibutuhkan untuk mengeliminasi karbon dioksida normal di vena,
yang diproduksi melalui metabolisme seluler. Hiperventilasi dapat disebabkan
oleh ansietas, infeksi, obat-obatan, ketidakseimbangan asam-basa, dan hipoksia
yang dikaitkan dengan embolus paru atau syok. Ansietas akut dapat mengarah
kepada hiperventilasi dan menyebabkan kehilangan kesadaran akibat ekshalasi
karbon dioksida yang berlebihan. Demam menyebabkan hiperventilasi. Untuk setiap
peningkatan satu derajat Fahrenheit, terdapat peningkatan kecepatan metabolism
sebesar 7%, sehingga menyebabkan peningkatan produksi karbon dioksida. Respons
klinis yang dihasilkan ialah peningkatan frekuensi dan kedalaman pernapasan.
Hiperventilasi juga disebabkan kimiawi. Keracunan salisilat
(aspirin) menyebabkan kelebihan stimulasi pada pusat pernapasan karena tubuh
berusaha mengompensasi kelebihan karbon dioksida. Amfetamin juga meningkatkan
ventilasi dengan meningkatkan produksi karbon dioksida.
Hiperventilasi juga dapat terjadi ketika tubuh berusaha
megompensasi asidosis metabolic dengan memproduksi alkalosis respiratorik.
Ventilasi meningkat untuk menurunkan jumlah karbon dioksida yang tersedia untuk
membentuk asam karbonat.
Tanda dan gejala Hiperventilasi
- Takikardia
- Napas pendek
- Nyeri dada
- Pusing
- Sakit kepala ringan
- Disorientasi
- Paretesia
- Baal (pada ekstremitas, sirkumoral)
- Tinitus
- Penglihatan yang kabur
- Tetani (spasme karpopedal)
Hemoglobin tidak membebaska oksigen ke jaringan dengan mudah
sehingga terjadi hipoksia jaringan. Apabila gejala memburuk, klien menjadi
lebih terganggu, yang pada tahap lanjut akan meningkatkan frekuensi pernapasan
dan menyebabkan alkalosis respiratorik.
0 komentar:
Posting Komentar